Bahkan nantinya, DMI Aceh akan mensosialisasikan ke seluruh Aceh, sebagai upaya menjadikan masjid di Aceh yang bersih dan nyaman bagi jamaah sekaligus makmur dari sisi kuantitas jamaahnya.
Pada sisi lain, Ustaz Fakhruddin menambahkan, lomba kebersihan masjid di Aceh Besar ini menginspirasi DMI lain di Aceh untuk melakukan hal sama. Terbukti dengan banyaknya telepon masuk ke DMI Aceh dan Aceh Besar menanyakan perihal lomba masjid itu. Karena saat ini hanya Aceh Besar yang melakukan kegiatan dimaksud.
“Sebelumnya, sekitar enam atau tujuh tahun lalu, sempat diadakan oleh Kota Banda Aceh, namun kegiatan itu terhenti hingga saat ini. Barulah Aceh Besar memulai kembali tahun ini. Kita berharap kegiatan ini menyebar ke seluruh Aceh, untuk memasyarakatkan tata kelola masjid yang baik dan transparan di seluruh Aceh,” kata Ustaz Fakhruddin yang juga ketua DMI Aceh itu.
Sementara Ketua DMI Aceh Besar Muhammad Iswanto juga mengakui jika penilaian lomba masjid se-Aceh Besar itu telah tuntas dilakukan.
“Alhamdulillah kami dapat laporan dari Tim Penilai jika rangkaian penilaian masjid itu telah selesai. Penilaian dilakukan sesuai dengan variabel yang telah disepakati, serta benar benar sesuai fakta di lapangan. Nantinya kami akan duduk dan berkoordinasi untuk memutuskan mana yang terbaik,” kata Iswanto yang juga Pj Bupati Aceh Besar itu.
Menurutnya, esensi utama dari lomba tersebut adalah membumikan upaya untuk mewujudkan masjid yang bersih, indah dan nyaman bagi jamaah.
Masjid juga bisa dijadikan pusat kegiatan keagamaan untuk semua lapisan umur, mulai dari kanak kanak hingga masyarakat dewasa.
“Dalam konteks ini masjid benar-benar menjadi pusat kegiatan masyarakat, termasuk pertemuan warga demi kemaslahatan bersama. Ini kita harapkan akan terus berkelanjutan, tidak hanya karena dinilai saja,” tandas Iswanto.