Banda Aceh — Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Provinsi Aceh, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim, MA dalam pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) melalui live streaming (Online) dari Kantin SMEA Lampineung Banda Aceh, Rabu (9/9) malam, memaparkan sejarah kebangkitan Islam.
Dalam pengajian yang dipandu Dosi Elfian dengan mengangkat tema ‘Arah Global Masa Pandemi dan Peran Cendikiawan Songsong Kebangkitan Islam, Prof Farid menyebutkan saat ini ada beberapa ciri yang menandakan kebangkitan Islam di dunia.
Adapun ciri-ciri itu terlihat dari mulai ramainya jamaah salat Subuh, munculnya komunitas-komunitas peduli Islam dan sebagainya. Meskipun kebangkitan Islam yang sesungguhnya diprediksi baru benar-benar terlihat rentang 40-50 tahun ke depan.
“Saya lihat jamaah Subuh di Aceh sekarang sudah luar biasa, di Sigli, di Banda Aceh bukan cerita lagi. Sudah luar biasa, masjid penuh dimana-mana,” kata Prof Farid.
Kondisi tersebut, menurutnya jauh berbeda dengan Aceh di masa lalu.
Selain itu, Prof Farid juga mencontohkan adanya kebanggaan anak-anak untuk mengenyam pendidikan di pesantren-pesantren yang memiliki kurikulum tafsir Alquran.
Menurutnya orang-orang yang mampu menghafal Alquran memiliki daya ingatan yang sangat kuat. Dan hal tersebut adalah fenomena yang luar biasa.
“Jika ada orang yang mencemooh orang hafal Quran, itu orangnya tidak jelas. Jangan-jangan agamanya tidak jelas,” kata Prof Farid.
Prof Farid berharap umat Islam dapat kembali bangkit agar dapat memanfaatkan segala keberkahan yang diberikan oleh Allah SWT, baik yang ada di muka bumi maupun di laut. Saat ini, menurutnya, keberkahan tersebut justru dimanfaatkan orang lain di luar umat muslim.
“Karena ada ‘oonnya sedikit, maka keberkahan itu dimanfaatkan oleh orang lain. Padahal keberkahan itu diberikan Tuhan kepada kita,” tukas Prof Farid.
Sejatinya, segala kekayaan alam di negeri ini seharusnya dinikmati oleh rakyat sendiri karena sesuai dengan falsafah UUD 1945 yang menyebutkan bahwa, “laut, langit, air, tanah dan sebagainya dimanfaatkan oleh negara sebaik-baiknya untuk mensejahterakan rakyat.”