Puasa Tasu’a dan Asyura yang Sangat Dianjurkan Rasulullah di Bulan Muharram
“Puasa Muharram itu dapat dilakukan dengan puasa-puasa sunat sebagaimana pada bulan-bulan lainnya seperti puasa setiap hari Senin dan Kamis, puasa Ayyamul Bidh (hari ke 13, 14 dan 15), dan puasa Nabi Daud (puasa sehari dan berbuka sehari).”
“Namun secara khusus di bulan Muharram adalah puasa Tasu’a dan puasa ‘Asyura. Inilah yang puasa sunnat paling utama di bulan Muharram sebagaimana dijelaskan oleh para ulama. Puasa Tasu’a adalah puasa pada hari kesembilan dari bulan Muharram. Adapun puasa ‘Asyura adalah puasa sunnat pada hari kesepuluh dari bulan Muharram.”
“Secara umum, kita dianjurkan untuk berpuasa sunat di bulan Muharram sebagaimana disebutkan dalam hadits yang telah khatib sampaikan. Namun secara khusus, ada banyak hadits menganjurkan untuk berpuasa Tasua’ dan ‘Asyura. Karena itu, puasa Tasu’a dan ‘Asyura merupakan puasa yang paling utama di bulan Muharram,” jelas Yusran.
Selanjutnya, Ustaz Yusran yang juga dosen Fiqh dan Ushul Fiqh pada Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN At-Raniry menegaskan tidak ada amalan khusus yang disyariatkan di bulan Muharram kecuali puasa Tasu’a, ‘Asyura dan hari kesebelas.
“Mengkhususkan puasa pada hari tertentu di bulan Muharram seperti puasa awal tahun tahun baru tanggal 1 Muharram atau hari lainnya selain puasa Tasu’a, ‘Asyura dan hari kesebelas dari bulan Muharram, itu tidak ada dalilnya. Maka tidak boleh dilakukan. Karena ibadah itu wajib berdasarkan dalil yang shahih.”
“Hanya puasa Tasu’a, ‘Asyura, dan hari kesebelas dari bulan Muharram yang disyariatkan secara khusus pada bulan Muharram berdasarkan dalil-dalil yang shahih dari Sunnah Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam. Maka hukum puasa Tasu’a, ‘Asyura dan hari ke sebelas dari bulan Muharram adalah sunnat muakkad,” ujarnya.
Kemudian, Ustaz Yusran yang juga Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Syah Kuala Banda Aceh menyebutkan beberapa keutamaan puasa ‘Asyura.
Puasa ‘Asyura memiliki banyak keutamaan. Di antaranya: Pertama: menghapus dosa-dosa setahun yang lalu berdasarkan hadits dari Abu Qatadah radhiyalkahu ‘anhu. ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa ‘Asyura?” Maka beliau bersabda, “Saya berharap kepada Allah puasa ‘Asyura dapat menghapus dosa setahun yg lalu.” (HR. Muslim).”