Puasa Tasu’a dan Asyura yang Sangat Dianjurkan Rasulullah di Bulan Muharram
Kedua: Puasa Asyura adalah termasuk puasa yang paling utama, karena dilakukan di bulan Allah yang agung dan mulia yaitu bulan Muharram berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya, “Shalat apa yg paling utama setelah shalat wajib?” Beliau bersabda, “Shalat di tengah malam”. Lalu ditanya lagi, “Puasa apa yang paling utama setelah puasa Ramadhan? Beliau bersabda, “Bulan Allah yang kalian memanggilnya Muharram” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud).”
“Ketiga: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu berpuasa ‘Asyura sejak sebelum diangkat menjadi Rasul sampai meninggal. Beliau tidak pernah meninggalkannya. Bahkan memerintahkan umat Islam berpuasa.”
“Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Hari ‘Asyura merupakan hari puasa orang-orang kaum Quraisy pada masa jahiliyyah. Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa ‘Asyura. Ketika beliau mendatangi Madinah, beliau berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan orang-orang utk berpuasa ‘Asyura. Ketika diwajibkan puasa Ramadhan beliau bersabda, “Barangsiapa yang ingin berpuasa ‘Asyura maka silakan berpuasa. Dan barangsiapa yang tidak berpuasa maka silakan tidak berpuasa.” (Muttafaq ‘Alaih).”
“Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: ketika Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa hari ‘asyura dan memerintahkan untuk berpuasa hari ‘asyura, para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, Sesungguhnya hari ‘asyura itu hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Maka beliau bersabda, “Jika tahun depan kita masih hidup, insya Allah kita akan berpuasa pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas berkata: maka tahun depan belum datang, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat. (HR. Muslim dan Abu Daud).”
“Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika aku hidup hingga tahun depan maka aku akan benar-benar berpuasa pada hari kesembilan.” Yakni bersama hari ‘Asyura. (HR. Ahmad dan Muslim).”
“Keempat: Puasa ‘Asyura merupakan hari yang agung bagi Yahudi di mana pada hari itu Nabi Musa dan pengikutnya berpuasa sebagai rasa syukur atas nikmat Allah ta’ala yang telah menyelamatkannya dan kaumnya bani Israil dari fir’aun. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengikuti sunnah Nabi Musa (berpuasa ‘Asyura) dan mengatakan lebih berhak mengikutinya daripada orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim.”