Selain itu, ada juga yang menyebutkan bahwa alat pengukur suhu tubuh yang diarahkan ke kepala manusia itu berbahaya, bisa menyebabkan kanker otak dan lain-lain.
“Padahal, cahaya yang digunakan oleh alat tersebut adalah infra merah yang sangat lemah imbasnya pada tubuh manusia. Lalu, bagaimana cara kita mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini? Dalam Surat An-Nahlu ayat 43, Allah menegaskan, ‘Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui’. Apa kata orang-orang yang mengerti? Apa kata para ahli? Bahwa virus ini berbahaya,” tegas Ustadz Ilham.
Dalam khutbahnya, Ustadz Ilham juga mengimbau para jamaah Jum’at untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan sebagai bentuk pencegahan Covid-19, sehingga virus ini tidak menyebar lebih luas lagi.
“Dulu kita menganggap Aceh masih aman, tapi hingga saat ini Corona telah menjangkiti sebanyak 162 orang, 10 orang telah meninggal dunia. Ini yang terlihat di permukaan, yang berhasil di data. Tapi menurut para ahli kasus Corona ini seperti fenomena gunung es, bahwa yang tidak tampak atau tidak terdeteksi bisa jadi jumlahnya lebih besar. Oleh karena itu, mari bersama kita patuhi himbauan pemerintah dengan menjalanan protokol kesehatan secara disiplin,” imbau Ustadz Ilham.
“Hanya beberapa hal yang perlu kita laksanakan, yaitu mencuci tangan, mengenakan masker, menghindari keramaian serta memisahkan yang sehat dengan yang sakit. Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari, “Janganlah kalian mencampurkan antara yang sakit dengan yang sehat,” maka mari kita jalankan dan patuhi bersama, sebagai bentuk ikhtiar, sembari bermohon kepada Allah agar wabah ini segera berlalu,” pungaks Ustadz Ilham. (IA)