ALKISAH, pada suatu masa Raja Iskandar Zulkarnain beserta pasukannya hendak berangkat menaklukkan suatu daerah.
Pagi hari sebelum berangkat, Iskandar Zulkarnain berpesan kepada pasukannya, “Dalam perjalanan, nanti malam kita akan melintasi sungai. Ambillah apa pun yang terinjak yang ada di sungai itu. Akan tetapi jangan ada yang melihat apa benda tersebut. Simpan dan lihatlah ketika kita sampai di tujuan nanti.”
Ketika malam tiba, pasukan Raja Zulkarnain melintasi sungai, ada 3 golongan prajurit saat itu.
Golongan pertama mengambil ala kadarnya yang terinjak di sungai, sekadar mengikuti perintah raja.
Golongan kedua mengambil sebanyak-banyaknya yang terinjak di sungai sehingga kantongnya penuh dan rela kepayahan meneruskan perjalanan karena penuhnya bawaan.
Sementara golongan ketiga tidak mengambil apa pun yang terinjak di sungai karena yakin itu hanya batu biasa dan hanya akan menyusahkan dan memberatkan perjalanan saja.
Setelah melanjutkan perjalanan dan tiba pada pagi hari, Raja Zulkarnain bertanya kepada pasukannya, apa yang mereka dapatkan semalam?
Ketika para prajurit memeriksa tasnya, ternyata isinya adalah intan berlian.
Prajurit yang mengambil ala kadarnya ada perasaan senang bercampur penyesalan.
Prajurit yang sungguh-sungguh mengambil merasa sangat bahagia karena apa yang ia dapatkan.
Sedangkan Prajurit yang tidak mengambil apa-apa amat sangat menyesalinya.
Kisah di atas mengandung pelajaran penting bagi kita pada bulan Ramadhan 1442 Hijriah yang jatuh pada hari Selasa tanggal 13 April 2021.
“Marhaban Yaa Ramadhan” Bulan suci yang di dalamnya banyak sekali keberkahan yang pahala ibadahnya dilipatgandakan Allah SWT.
Tak jauh beda dengan para prajurit dalam kisah di atas, kita pun memiliki 3 pilihan:
Melewati Ramadhan dengan mengambil keberkahan ala kadarnya.
Melewati Ramadhan dengan bersungguh-sungguh mengambil keberkahannya, yaitu dengan cara memperbanyak ibadah dan amal kebaikan lainnya.
Atau melewati Ramadhan tanpa mengambil keberkahannya sedikit pun. Karena sesungguhnya ia adalah golongan orang-orang yang merugi.
Semoga kita termasuk golongan prajurit atau hamba Allah yang memperoleh keberkahan Ramadhan dan pada akhirnya mampu meraih predikat taqwa yang dijanjikan Allah SWT.
*Disadur dari Buku Tasawuf Modern karya Buya Hamka