Tak Hanya Menahan Lapar, Puasa Menjaga Kefitrahan Kembali kepada Allah dengan Selamat
Dalam konteks kefitrahan manusia, Prof Mujib menjelaskan bahwa puasa Ramadhan mengingatkan umat Muslim akan fitrah mereka yang telah mengakui keesaan Allah di alam ruh. Puasa Ramadhan menjadi kesempatan bagi umat Muslim untuk memperkuat kefitrahan tersebut melalui ibadah yang diperintahkan oleh Allah.
“Ketika di alam ruh kita telah mengikrarkan ketauhidan kita kepada Allah bahwa kita telah mengakui bahwa Allah adalah Tuhan kita dan ini adalah potensi fitrah dan bawaan yang ada pada manusia. Dengan bahasa sederhana kita dilahirkan kita semuanya di alam ruh adalah dalam kondisi fitrah kepada Allah SWT,” ujar Prof Mujib.
“Kemudian posisi kita yang fitrah di dalam ruh tadi satu per satu yang kemudian Allah turunkan ke alam dunia. Hal ini sebagai mana digambarkan dalam Al Qur’an surat Al-Mu’minun ayat 12 -16,” tambahnya.
Puasa Ramadhan juga mengajarkan nilai-nilai kepedulian sosial dan empati terhadap sesama, diwujudkan dengan pembayaran zakat fitrah di akhir bulan Ramadhan.
Dengan menjalankan puasa Ramadhan dengan penuh kesungguhan, umat Muslim diharapkan dapat meningkatkan spiritualitas dan memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitarnya.
Prof Mujib mengingatkan pentingnya memperbanyak lima ibadah dalam bulan Ramadhan menjaga shalat fardhu dan perbanyak shalat sunat, membaca Al-Qur’an, infaq dan sedekah, istighfar dan zikir, serta berdoa. (isn)