1.716 Hektar Sawah Kekeringan, Kementan Ajak Petani di Aceh Ikut Program Asuransi
BANDA ACEH — Efek perubahan iklim El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) mulai dirasakan pertanian di wilayah Aceh.
Tercatat sebanyak 1.716 hektare sawah yang tersebar di sejumlah wilayah Provinsi Aceh mengalami kekeringan selama semester I tahun 2023.
Menanggapi hal ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, dalam antisipasi kekeringan, pihaknya mempersiapkan berbagai strategi secara dini dan masif.
Di antaranya melalui penyaluran pompa air dan Alsintan lainnya, pembangunan rehabilitasi embung, long-storage, rehabilitasi jaringan irigasi, dan gerakan percepatan tanam padi.
Namun, dia menganjurkan petani agar mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang lebih diutamakan. Pasalnya, asuransi untuk menjaga petani agar tetap bisa bertahan dalam menjalankan usaha taninya.
“Berbagai kebijakan 2022 telah terbukti dan terlihat hasilnya di lapangan. Tapi yang terpenting adalah asuransi agar petani mendapatkan ganti rugi dan bisa menanam kembali,” ujar Mentan SYL, dalam keterangan persnya, Jum’at (28/7/2023).
Selain itu, perbaikan irigasi berdampak pada meningkatnya indeks pertanaman. Pengembangan pertanian modern melalui pemberian bantuan alsintan berdampak mempercepat olah tanam, waktu tanam, panen dan pasca panen serta efisiensi biaya dan mengurangi losses.
“AUTP ini akan terus kami sosialisasikan ke petani. Karena ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang menjadi peserta AUTP,” kata Mentan SYL.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Ali Jamil mengatakan, dengan adanya AUTP, petani yang terkena musibah banjir atau kekeringan bisa mendapatkan ganti rugi.
“Dengan membayar premi hanya Rp 36 ribu/ha/musim tanam, petani yang sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT dapat klaim (ganti rugi) Rp 6 juta per hektare,” kata Ali Jamil.
Adanya tren positif peserta AUTP menurut Ali Jamil, karena pelaksanaan asuransi pertanian yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) ini memberikan berbagai keuntungan bagi petani. Bukan hanya nilai premi yang dibayarkan petani cukup murah, tapi juga memberikan ketenangan dalam berusaha tani.