Sejak Aceh menerima dana otonomi khusus pada 2008, penanganan 11 ruas jalan tersebut juga dilakukan. Namun, anggaran yang dialokasikan masih belum maksimal. Yakni, porsi pembiayaan yang diberikan untuk penanganannya masih sangat minim.
Wakil Ketua DPRA ini menegaskan, sebagai anak kampung yang lahir di daerah pegunungan, yang masih tertinggal karena minimnya infrastruktur, berjanji untuk mewakafkan dirinya demi kemajuan tanah kelahirannya. Menurutnya, ini bukan saja tugas anggota DPRA, tapi lebih dari itu, ini merupakan kewajiban lahiriah dan bathiniah sebagai anak kampung.
“Saya ini kan anak kampung yang sejak kecil menjadi saksi ketidakadilan pembangunan, saat ini, atas izin Allah menduduki posisi sebagai pimpinan DPRA, masa saya tidak berbuat apa-apa untuk kemajuan bagi kampung-kampung yang masih tertinggal? Saya juga punya mimpi kelak kampung saya dan kampung-kampung yang lainnya maju sejajar dengan daerah lainnya,” pungkas Hendra. (IA)