BANDA ACEH — Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh mencatat sudah 230 anak Aceh yang terkena infeksi virus campak hingga Maret 2022.
Campak sendiri merupakan virus serius bagi anak kecil. Penyakit ini, menyebar melalui udara dengan tetesan hasil pernapasan yang dihasilkan dari batuk atau bersin.
Gejala campak tidak muncul hingga 10 sampai 14 hari setelah paparan, diantaranya batuk, pilek, mata meradang, sakit tenggorokan, demam, dan ruam kulit berbercak kemerahan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Aceh dr Iman Murahman mengatakan, dari total kasus tersebut, paling banyak ditemukan di Bireuen sebanyak 111 kasus.
“Sementara untuk kasus campak Rubella, di Aceh ditemukan baru lima kasus yakni di Pidie Jaya tiga kasus, Bireuen dan Aceh Utara masing-masing satu kasus,” kata dr Iman, di Banda Aceh, Kamis (9/6).
Iman mengatakan, padahal untuk penularan dan pencegahan campak rubella itu dapat dicegah dengan mengikuti imunisasi lengkap anak.
Pasalnya lanjut Iman, anak yang tidak diimunisasi lengkap tak memiliki kekebalan sempurna terhadap penyakit-penyakit berbahaya sehingga mudah tertular, menderita sakit berat, serta cacat bahkan meninggal dunia.
“Selain itu, mereka juga dapat menjadi sumber penularan penyakit bagi orang lain. Akumulasi anak yang tidak mendapat imunisasi rutin lengkap mengakibatkan tidak akan terbentuk kekebalan kelompok atau Herd Immunity,” tegasnya.
Menurutnya, tren cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Provinsi Aceh dalam lima tahun terakhir terus mengalami penurunan.
Padahal IDL sendiri wajib bagi anak usia dini atau balita, mengingat daya tahan atau kekebalan anak masih belum kuat dan sebagai imun untuk mencegah penyakit menular.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh dr Iman Murahman mengatakan, dalam kurun lima tahun terakhir grafik cakupan imunisasi dasar lengkap untuk anak Aceh terus mengalami penurunan.
Bagaimana tidak, untuk tahun 2017 tren cakupan IDL Aceh sebesar 59,7 persen, 2018 sebesar 58 persen, 2019 sebesar 48,9 persen, 2020 sebesar 42,7 persen dan 2021 sebesar 38,4 persen.