Sementara Kepala Dinas Syariat Islam Aceh Dr EMK Alidar saat membuka acara mengatakan progran kegiatan seperti ini diharapkan bisa lebih banyak lagi untuk memperbaiki mental, spiritual dan peningkatan pemahaman keberagaman di Aceh.
Ia berharap dialog ini melahirkan solusi-solusi dan rekomndasi-rekomendasi yang nantinya akan bisa ditindaklanjuti bersama oleh pemerintah Aceh dan juga tokoh lintas agama dalam rangka membangun rasa kebersamaan hidup berdampingan di Aceh antar ummat beragama.
Selain itu kegiaan dialog ini juga dalam rangka menjaga dan merawat perdamaian di Aceh.
“Sehingga kita harapkan Aceh benar-benar menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia yaitu sebagai daerah yang melaksanakan syarit Islam, dan juga bisa mengayomi semua saudara-saudara kita lainnya dan juga bisa bersinergi dalam membangun Aceh kedepan,” kata EMK Alidar.
Ia juga berharap FKUB harus lebih maksimal lagi untuk turun ke daerah-daerah agar masyarakat di tempat tersebut tersebut tidak terancing dan terprovokasi. Selain itu FKUP juga diminta lebih banyak mengambil peran di daerah perbatasan Aceh.
“Semoga pertemuan dan kegiatan ini membuahkan hasil dan konsep yang bagus dalam menciptakan sinergisitas dan kenyamanan bagi kita umat beragama di Aceh,” pungkasnya.
Ketua Panitia Pelaksana Tgk H Abdullah Hasan yang juga Wakil Ketua FKUB Aceh mengatakan kegiatan dialog tokoh lintas agama itu berlangsung selama dua hari mulai 14-15 Desember 2022 dan diikuti 90 peserta yang berasal dari FKUB Aceh, FKUB Kabupaten/Kota, tokoh lintas agama dan tokoh masyarakat.
Apapun pematerinya Dr EMK Alidar SAg MHum (Kepala Dinas Syariat Islam Aceh), Dr Kamaruzzaman Bustamam Ahmad MSh PhD (Dekan Fakultas Syariah UIN Ar-Raniry), Dr Wawan Junaedi MA (Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama) dari Jakarta, Dr Iqbal Muhammad (Kakanwil Kementerian Agama Aceh), Tgk Irawan Abdullah (Anggota DPRA) dan HA Hamid Zein SH MHum (Ketua FKUB Aceh). (IA)