BANDA ACEH — Konflik antara Palestina dengan Israel yang kembali memanas dalam seminggu terakhir pada akhir bulan Ramadhan 1442 Hijriah, harus diselesaikan dengan komunikasi internasional antara pimpinan dunia, yakni komunikasi segi tiga antara Presiden Amerika Serikat, Presiden Tiongkok dan PBB.
Hal tersebut disampaikan Akademisi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh Dr Abdul Rani Usman MSi, Senin (17/5). “Perlu perhatian komunikator internasional dalam menegakkan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Jalur Gaza dalam konflik yang telah menyebabkan banyak korban,” ujar Rani Usman.
Rani mengatakan, komunikator internasional perlu berdiplomasi agar pelanggaran HAM di Jalur Gaza tidak terulang kembali, untuk itu perlu dilakukan komunikasi antara para tokoh internasional seperti Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden China Xi Jinping dan Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan PBB Antonio Guterres untuk membahas dalam mencari solusi terhadap kasus tersebut.
“Konflik berkepanjangan tersebut telah menyebabkan kematian dan penderitaan masyarakat sipil, termasuk kerusakan infrastruktur penting di kawasan tersebut, dengan kondisi seperti itu perlu solusi terbaik dari komunikator internasional,” ujar Dosen Komunikasi Internasional UIN Ar-Raniry ini.
Abdul Rani Usman menambahkan, selain itu juga para pimpinan di Timur Tengah harus bersatu untuk mendukung penegakan HAM, khususnya di Jalur Gaza. Selanjutnya para tokoh Palestina juga harus melakukan diplomasi dengan pimpinan dunia dalam meminta perlindungan dari pihak internasional terhadap warga sipil agar tidak bertambahnya korban jiwa di masa mendatang.
Di samping itu, menurut pengamat internasional tersebut perlu adanya keterlibatan Arab Saudi guna membantu rakyat palestina khususnya bidang infra struktur dan sandang pangan.
“Namun demikian secara politik keamanan Timur Tengah juga perlu keterlibatan Iran, karena konflik timur tengah sedikitnya ada solusi dari teluk Persia,” kata Rani di sela silaturahmi Idulfitri.
Menurut Rani, salah satu cara untuk melahirkan solusi dalam penyelesaian konflik tersebut adalah terjadinya komunikasi internasional segi tiga para tokoh dunia serta dukungan pimpinan negara dari Timur Tengah. (IA)