Dalam pidatonya pada pertemuan persiapan KTT, Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan bahwa agresi Israel tidak boleh ditoleransi atau ditoleransi, dan menekankan bahwa ketidakmampuan komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawabannya hanya akan mendorong Israel untuk melanjutkan pendekatannya.
Sheikh Muhammad bin Abdulrahman Al Thani menyerukan tindakan nyata untuk menghentikan agresi Israel. Pada gilirannya, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan pesan Liga Arab adalah “solidaritas dengan Qatar dari dunia Arab dan Islam melawan agresi negara pendudukan Israel, yang menggabungkan kepengecutan, pengkhianatan, dan kebodohan.”
Mesir dilaporkan sedang berusaha untuk menghidupkan kembali kekuatan militer gabungan Arab yang meniru NATO, menurut beberapa laporan berbahasa Arab pada Sabtu. Media-media menghubungkan langkah tersebut dengan perang Israel-Hamas dan dengan KTT Arab-Islam di Doha.
Sumber tersebut termasuk surat kabar pro-Hizbullah Al-Akhbar Lebanon, yang mengutip sumber pemerintah di Kairo. Al-Quds Al-Arabi yang berbasis di London melaporkan bahwa Presiden Abdel Fattah al-Sisi sedang berupaya untuk membangun kembali dukungan Arab terhadap kekuatan reaksi cepat yang dapat dikerahkan untuk melindungi negara Arab mana pun yang diserang.
Media itu melaporkan bahwa usulan tersebut telah diajukan dalam kontak diplomatik baru-baru ini menjelang KTT di Doha. Media tersebut membingkai gagasan tersebut sebagai payung pertahanan dan bukan sebagai upaya untuk melakukan eskalasi dengan Israel.
Media Palestina, Ma’an, memuat rincian serupa dan mengatakan bahwa Kairo sedang mendiskusikan kontribusi sekitar 20.000 tentara Mesir dan berusaha untuk menempatkan perwira bintang empat Mesir sebagai komando, dengan Arab Saudi sebagai mitra utama jika rencana tersebut berhasil. Ma’an menilai diskusi tersebut sedang berlangsung.
Diskusi terfokus pada bagaimana badan tersebut akan beroperasi, dan Kairo menekankan bahwa badan tersebut harus dibentuk sesuai dengan demografi dan kapasitas militer negara-negara Arab yang berpartisipasi.