Ia menyontohkan, misalnya ada yang berpofesi sebagai manajer klub sepakbola atau presiden dalam satu cabang olahraga.
Seandainya mengemban misi dakwah maka dalam olahraga pun harus memasukkan nilai-nilai bagaimana dakwah dalam berolahraga walaupun tidak sempurna dan tidak maksimal seluruhnya.
Selain itu, lanjut Tgk Irawan, harus digarisbawahi juga bahwa asas utama dari dakwah itu mengajak kepada persatuan dan bukan memecah belah umat.
Ini menjadi penting sehingga tugas da’i itu akan melekat kepada kita dan menjadi rahmat bagi semuanya.
“Walaupun terkadang berbicara teori dan narasi terkesan lebih mudah daripada praktik termasuk juga dalam tugas dakwah. Karena tugas-tugas dakwah itu juga mempunyai tantangan dan hambatan dimana prosesnya itu membutuhkan kesabaran dan penguatan lainnya. Semoga tugas kita sebagai dai akan dimudahkan,” tegas Tgk Irawan.
Sementara Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh Prof Dr Muhammad AR MEd mengatakan program Shalat Subuh Berjamaah dan Kajian Bersama Dewan Dakwah Aceh (SABDA) rutin dilaksanakan pada setiap subuh Jum’at. Kajian tersebut diisi oleh berbagai narasumber dari semua lapisan yang kompeten dibidangnya dengan topik yang berbeda-beda sesuai kondisi kekinian.
“Alhamdulillah, program dakwah SABDA ini sudah berlangsung selama dua tahun. Kita berharap akan terus berjalan sehingga menjadi motivasi bagi kita untuk senantiasa berdakwah di jalan-Nya,” pungkas Prof Muhammad AR. (IA)