Pj Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto mengatakan, sebagai Pj kepala daerah sangat menginginkan dukungan doa penuh dari para ulama dan masyarakat demi memajukan rakyat Kabupaten Pidie.
Dalam sambutannya, Wahyudi Adisiswanto meminta publik tidak menafsir Badan Intelijen Nasional (BIN) secara negatif. Ia juga meminta publik tidak menstigma BIN sebagai lembaga negara yang bertugas untuk memata-matai dan mencelakan orang lain.
“Meski saya dari kalangan BIN, tapi saya berharap jangan ada pikiran suudzon atau praduga negatif terlebih dahulu. Doktrin pertama saat saya masuk ke BIN pada tahun 1991 adalah doktrin perang pikiran. Doktrin kedua adalah menjamin keselamatan dan kemakmuran seluruh warga negara Indonesia,” kata Wahyudi.
“Publik membayangkan bahwa intelijen kerjanya memata-matai dan diam-diam mencelakakan orang lain. Tidak demikian. Apa itu doktrin prajurit perang pikiran bisa dibuka di google”.
Dalam hal menjamin keselamatan warga negara, lanjut Wahyudi, terdapat dua aspek, yaitu pertahanan dan keamanan.
“Dua aspek itu dibantu oleh Kapolres dan Dandim. Sementara, untuk kemakmuran, hal itu terkait dengan pendidikan, kesehatan dan kesejahteran. Jadi marilah kita bergerak bersama, saling mengingatkan, dan saling mengikat silaturahmi,” kata Wahyudi.
Menurut mantan Kepala BIN Daerah (Kabinda) NTB itu, dengan dukungan skill khusus yang dikembangkan secara bersama untuk memberikan perubahan-perubahan dalam mengembankan amanah besar ini bagi keberlangsungan roda pemerintahan kabupaten tercinta ini (Pidie).
“Intinya dengan dukungan semua pihak saya berkomitmen untuk membawa perubahan yang labih baik, dengan kerja sama dan komitmen bersama untuk tangung jawab dalam memakmurkan rakyat dengan bertanggung penuh kepada Allah SWT,” jelasnya.
Wahyudi juga meminta dukungan para stakeholder di Pidie untuk membantunya membangun Pidie secara partisipatif.
“Saya ingin melayani keinginan masyarakat, menampung aspirasi seluruh masyakarat, dan melibatkan semua unsur untuk membangun Pidie,” pungkasnya. (IA)