Apalagi di musim haji, khususnya di Masjid Nabawi, jemaah Indonesia sangat ramai. Maka bahasa Indonesia digunakan pada beragam papan pengumuman untuk memudahkan tamu Allah tersebut.
“Untuk memudahkan jemaah dari Indonesia, mereka sangat ramai di sini,” ujar Abdurrahman.
Hal tersebut sesuai dengan realita. Saat ini ada ribuan orang jamaah Indonesia setiap hari memenuhi Masjid Nabawi. Maka tak heran kalau di dalam masjid, di sudut manapun, pasti bertemu dengan jemaah asal Indonesia.
Saat keluar masjid, dari pintu manapun pasti bertemu dengan jemaah Indonesia. Bahkan, di salah satu sudut majelis ilmu di Masjid Nabawi, pengajarnya adalah orang Indonesia.
Kehadiran mereka ternyata mampu menjadi duta dalam mengampanyekan bahasa Indonesia di kota Madinah. Mereka layak dikatakan duta karena berhasil menarik para pedagang-pedagang di sekitar Masjid Nabawi untuk belajar bahasa Indonesia.
Maka tak heran ketika menuju atau pulang dari Masjid Nabawi, kita akan melewati toko di sisi kiri dan kanan dengan penjaga yang menyapa menggunakan bahasa Indonesia. Walaupun penggunaan kosa kata dan ungkapannya singkat, sekadar mengajak kita singgah di toko tersebut.
Dialog sederhana itu, seperti murah-murah, mari lihat dulu, barang bagus, model baru, ada diskon, dan lihat gratis ambil bayar.
Saat kita memasuki toko-toko tersebut, meskipun bisa sedikit berbahasa Arab, mereka akan memilih menjawab dan menggunakan bahasa Indonesia. Misal, ini harganya sekian riyal, boleh kurang, harga murah, oh tidak bisa, terima kasih; dan tentu saja nama-nama barang yang mereka jual serta angka-angka dan perhitungan dalam bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia oleh pedagang ini tentu punya tujuan untuk memikat pembeli dari Indonesia, meskipun kadang-kadang pengucapan dan arti kata yang diucapkan kerap salah.
Selain di pasar, di tempat umum lainnya seperti penjaga hotel juga kerap berbahasa Indonesia. Apalagi rata-rata pekerja bukan dari Arab, melainkan dari Bangladesh, India, dan negara lain.
Kini jamaah haji Indonesia dengan mudah dapat berkomunikasi di tempat-tempat umum. Selain bahasa Indonesia, bahasa isyarat juga menjadi andalan jemaah haji Indonesia.