“Kopi instan, yang saset itu masih kita temukan mengandung bahan kimia obat, bahkan ada obat kuat,” imbuh Yudi.
Yudi menjelaskan Aceh belum terbebas dari penggunaan bahan berbahaya pada makanan, terutama boraks. Di wilayah ini, ada beberapa makanan yang masih didapati di mengandung boraks. Makanan-makanan ini seperti mi, bakso, ketupat, kerupuk tempe, nasi buras, lontong, hingga siomay.
Sedangkan untuk kopi, kata Yudi, kopi Aceh umumnya terbebas dari bahan berbahaya, kecuali kopi instan atau kopi saset yang masih mengandung bahan kimia obat-obatan, mulai dari obat kuat, obat tradisional ilegal hingga paracetamol.
“Itu nanti akan kita rekomendasi untuk dicabut dari warung tersebut, kopi saset itu,” katanya, dikutip dari Antara.
Di Aceh, ada sekitar 1.200 warung kopi yang telah terdata. Sebanyak 700 warung kopi berada di ibu kota Aceh Banda Aceh, sekitar 100 warung kopi di Aceh Besar dan selebihnya tersebar di seluruh daerah Aceh.Kesemuanya diperiksa 50 petugas BPPOM untuk tes cepat deteksi boraks.
Untuk warung kopi yang dinyatakan bersih dari boraks dan unsur berbahaya lainnya, BPOM menerakan stiker Sanger Ureung Aceh. Stiker ini menegaskan, bahwa makanan dan minuman di warung kopi ini sudah dinyatakan aman dikonsumsi. (IA)