Banda Aceh — Bupati Pidie Roni Ahmad SE (Abusyik) membahas pengembangan penggunaan pupuk alami bersama Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian Dr Ir Fajry Djufry MSi di Gedung Balitbangtan, Ragunan, Jakarta Selatan, Kamis (25/02/2021).
Pertemuan yang tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 ini berlangsung dengan hangat, santai dan sesekali diselingi dengan canda.
Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pidie Mulyadi Nurdin Lc MH menjelaskan, Abusyik mengawali pertemuan dengan pemaparan singkat terkait kondisi lahan pertanian di Aceh yang menurut Abusyik pada umumnya dalam kondisi “sakit” sehingga tingkat kesuburan tanah menurun dan produktivitasnya melandai.
Menurut Abusyik, lahan pertanian saat ini mengalami permasalahan yang sangat kompleks. Lebih khusus lagi
terkait bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian pestisida dan bahan kimia dalam pertanian.
“Sebab itulah, saya merasa terpanggil untuk mencari solusi melalui pengembangan pertanian alami, termasuk meracik bahan penyubur dan pembasmi hama tanaman,” terang Abusyik.
Dalam pertemuan tersebut, Abusyik juga mendiskusikan visi produktivitas pangan sehat melalui pupuk alami. Ia pun meyakini pertanian masa depan adalah pertanian alami yang mampu menghasilkan pangan sehat dan bergizi tinggi.
“Aman bagi kesehatan manusia dan ramah lingkungan,” terang Bupati Pidie yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa program Magister (S-2) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Pada sesi berikutnya, Abusyik bersama Kepala Balitbang Pertanian Fajry Djufry juga mendiskusikan prosedur dan tahapan dalam memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI), baik berupa hak paten, ataupun hak cipta terhadap pupuk alami.
“Kami mendukung gagasan Pak Bupati untuk memperoleh hak paten,” ujar Fajry Djufry.
Pakar Agroklimatologi kelahiran Makassar itu mengapresiasi terobosan baru Bupati Pidie dalam menerapkan pola pertanian berbasis pupuk alami di tengah-tengah masyarakat.
“Ini hal yang langka, apalagi dirintis langsung oleh Kepala Daerah. Kami tentu sangat mendukung gagasan Pak Bupati. Jadi tahapan selanjutnya tinggal diformulakan saja,” sambung Fajry Djufry sekaligus membeberkan tahapan ‘paten granted’ dari Balitbang Pertanian.
Dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam itu, Fajry Djufry turut didampingi Direktur Pusat Penelitian Sumberdaya Lahan Pertanian Husnain MSc, Direktur Pusat Pengembangan Tanaman Pangan Dr Ir Priatna Sasmita dan sejumlah pejabat lainnya di jajaran Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian RI.
“Kita perlu elaborasi ya Pak Bupati. Nanti tim kita akan turun ke lapangan untuk pengujian efektivitas dan seterusnya. Kalau memungkinkan temuan Pak Bupati ini bisa diproduksi dalam skala besar bahkan untuk kebutuhan nasional,” pungkas Fajry Djufry. (IA)