Surabaya, Infoaceh.net – Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal tampil di hadapan para pemimpin kota seluruh Indonesia dalam Knowledge Management Forum (KMF) 2025 yang digelar Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Ballroom Hotel VASA, Surabaya, Selasa (28/10/2025).
Dalam forum bertema “Menuju Kota Berkelanjutan Melalui Penerapan Transisi Energi di Bangunan Gedung” itu, Illiza memaparkan strategi dan capaian Kota Banda Aceh sebagai model kota rendah karbon (Low Carbon Model Town) berbasis infrastruktur hijau dan kesadaran kolektif masyarakat.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Wamen PUPR), Ir. Diana Kusumastuti, yang menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan kota berkelanjutan dan berketahanan iklim.
Ia menyoroti sektor bangunan sebagai penyumbang emisi karbon terbesar di dunia dan mendorong penerapan konsep bangunan hijau guna mendukung target nasional Net Zero Emission 2060.
“Penerapan konsep green building dan smart building menjadi bagian penting dari transformasi menuju pembangunan berkelanjutan,” ujar Wamen PUPR dalam sambutannya.
Usai pembukaan, Illiza yang juga menjabat Wakil Ketua Bidang Lingkungan dan Perubahan Iklim APEKSI, menyerahkan souvenir cenderamata kepada Wamen PUPR sebagai bentuk apresiasi atas dukungan pemerintah pusat terhadap kolaborasi kota-kota di Indonesia menuju masa depan hijau.
Dalam sesi City Sharing, Illiza tampil sebagai pemateri pertama dengan presentasi bertajuk “Low Carbon Model Town (LCMT) melalui Infrastruktur Bangunan Hijau dan Platform Manajemen di Kota Banda Aceh.”
Ia menegaskan Banda Aceh bukan hanya kota religius, tetapi juga berkomitmen kuat menjadi kota hijau dan berkelanjutan.
Upaya nyata dilakukan melalui retrofitting gedung-gedung pemerintah, penerapan PLTS atap, serta penyusunan regulasi penerapan bangunan hijau di tingkat kota.
“Kami ingin menunjukkan bahwa kota kecil pun bisa memberi kontribusi besar untuk bumi. Membangun kota rendah karbon bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal ibadah—wujud kepedulian kita terhadap ciptaan Allah,” ujar Illiza disambut tepuk tangan peserta forum.
Illiza juga memaparkan sejumlah kerja sama internasional yang telah dijalankan, seperti dengan KOICA Korea Selatan, Toyama City Jepang, Universitas Syiah Kuala (USK), dan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk pengembangan energi bersih dan perencanaan kota rendah karbon.
Salah satu program unggulan yang sedang disiapkan adalah Banda Aceh Academy, sebuah pusat pembelajaran dan inovasi yang dirancang sebagai green building pertama milik pemerintah kota di Aceh.
“Kami ingin Banda Aceh menjadi laboratorium hidup bagi pembangunan berkelanjutan. Sebuah kota yang tidak hanya indah dan religius, tetapi juga berdaya saing hijau,” tutur Illiza.
Forum KMF 2025 menghadirkan berbagai tokoh dan pakar dari kementerian, lembaga, dan sektor swasta. Selain Illiza, hadir Wali Kota Magelang Damar Prasetyono, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono, serta Dr. Johannes Anhorn dari GIZ Indonesia/ASEAN yang membahas dekarbonisasi industri di Asia Tenggara.
Turut hadir Direktur Eksekutif APEKSI Alwis Rustam, Yadi Krisnadi dari Ecobuild Green Building Consultant, Deka Triwibowo dari IABHI, dan Anastasia Yolanda dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi kota-kota di Indonesia untuk berbagi pengetahuan, memperkuat jejaring, dan mendorong transisi energi yang inklusif menuju masa depan kota hijau.
Dengan inisiatif dan komitmen kuatnya, Banda Aceh kini mulai diakui sebagai salah satu kota percontohan nasional dalam penerapan konsep rendah karbon dan bangunan hijau.



