Bang Acong, Difabel yang Berjualan Ikan di Atas Kursi Roda Demi Keluarga
BANDA ACEH – Matahari hampir berada di atas kepala. Lelaki itu tampak terduduk di kursi rodanya dengan pisau melekat di tangannya, menerawang jalanan dengan tatapan yang kosong. Hari itu, Jum’at (20/8) tampak sepi. Tak banyak yang berlalu-lalang, bahkan yang datang hanya sekedar menanyakan harga.
Lelaki itu bernama Supriadi, namun akrab disapa Bang Acong. Ia adalah penjual ikan difabel di daerah Merduati, tepatnya di sebelah SD Negeri 8 Banda Aceh. Kedua kakinya tak bisa digerakkan sama sekali, ia berjualan setiap pagi hingga menjelang siang hanya ditemani oleh istrinya.
Pria berumur 39 tahun ini warga asli Gampong Merduati, banyak warga mengenalnya adalah sosok yang gigih dan pekerja keras. Dahulu ia berjualan ikan berkeliling Banda Aceh dan Aceh Besar dengan becaknya, hingga kecelakaan merenggut kakinya hingga lumpuh.
“Itu tahun 2016. Saya dulu kecelakaan di Seulawah waktu berkendara pakai becak ikan. Kaki saya yang jadi korbannya, pilihannya tiga, memakai kaki palsu tapi diamputasi, memakai besi pen tapi kaki saya hanya bisa lurus tidak bisa bengkok, atau dibiarkan begitu saja. Saya memilih untuk dibiarkan saja, tidak ingin diamputasi,” ceritanya.
Meskipun ruang geraknya terbatas, namun semangat Bang Acong tidaklah surut. Setiap hari dirinya dan istri sangat bersemangat berjualan. Bang Acong yang duduk di kursi roda memiliki tugas membersihkan ikan-ikan ketika datang pembeli.
Sedangkan istrinya yang lebih gesit dalam mengambil ikan, mengangkat peralatan jualan dan melayani para pembeli dengan sangat ramah.
Keterbatasan fisik ini tak berarti karena semangatnya untuk menghidupi tiga orang anaknya yang masih bersekolah.
Ketika tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh datang dan memborong dagangannya, Jumat (20/8), dan memberikan modal lebih untuk kelangsungan usahanya, suasana langsung berubah menjadi haru.
Bang Acong gemetar dan menahan air mata yang perlahan terjatuh, istrinya mengucapkan syukur dengan raut wajah Bahagia.
“Alhamdulillah bang, rezeki saya. Hari ini memang sangat sepi sekali pembeli, saya kira akan rugi. Dengan adanya ini, saya jadi bisa meneruskan usaha ini,” ucapnya terisak.
Lalu kemudian ikan yang telah diborong oleh tim ACT Aceh bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Banda Aceh diberikan dan dibagikan kepada siapa saja yang datang untuk membeli ikan dari Bang Acong.
Tim ACT Aceh memborong dagangan Bang Acong merupakan salah satu program dari ACT-Global Wakaf di masa pandemi Covid-19 dalam rangka membantu pedagang kecil dan UMKM yang terdampak perekonomiannya agar dapat bertahan dan membagikan hasil borongan tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Terima kasih, tadinya saya datang ke Bang Acong ingin berhutang dulu karena belum ada uang, ternyata di hari Jum’at yang berkah ini ada yang memberikannya (ikan) secara percuma,” ucap salah satu warga yang datang ingin membeli ikan.
Apa yang ACT Aceh lakukan ini sempat viral di media sosial Instagram dan menarik perhatian banyak masyarakat. Rata-rata dari mereka memberikan empati dengan berdonasi untuk membantu pedagang kecil lainnya seperti Bang Acong. Beberapa juga memberikan pernyataan bahwa mereka sering membeli ikan darinya.
Kepala Cabang ACT Aceh, Zulfurqan mengajak seluruh masyarakat, khususnya Aceh agar lebih banyak membantu saudara kita yang membutuhkan mulai dari yang terdekat.
“Dengan kisah dari Bang Acong yang gigih berusaha untuk keluarganya walaupun tidak dapat menggunakan kakinya ini kita dapat berkaca bahwa di luar sana masih banyak mereka yang berekonomi lemah namun masih berusaha untuk dapat hidup dalam kesulitan. Semoga dengan apa yang kami lakukan ini dapat menggerakkan hati saudara kita yang lain, untuk membantu sesama,” tambahnya.
Mari sahabat, ACT Aceh mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih banyak lagi berbagi kebaikan dengan membantu pedagang kecil lainnya seperti Bang Acong. Caranya bisa dilakukan dengan borong dagangannya sekaligus memberi modal untuk mereka. (IA)