BANDA ACEH — Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq saat ini tengah sibuk mewacanakan sejumlah proyek besar yang berpotensi membutuhkan anggaran ratusan miliar hingga triliunan rupiah.
Setelah sempat mewacanakan pembangunan outer ring road yang berpotensi menghabiskan anggaran besar, kemudian juga mewacanakan kelanjutan pembangunan jembatan Pango yang sempat dibangun pada masa Gubernur Zaini Abdullah dan terhenti. Kini Pj Walikota Bakri Siddiq kembali melempar wacana pembangunan fly over atau jalan layang sepanjang 1,4 km di depan kantor Gubernur Aceh.
Ketua DPD Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Anti Korupsi (ALAMP AKSI) Kota Banda Aceh Mahmud Padang menilai, di tengah wacana ingin membangun fly over di kota Banda Aceh dengan dalih mengurangi kemacetan, Bakri Siddiq terkesan lupa saat ini lubang-lubang besar atau lubang dalam kini mulai bertebaran di berbagai ruas jalan di ibukota provinsi Aceh.
Menurutnya, kondisi jalan di wilayah Kota Banda Aceh saat ini banyak yang sedang rusak dan berlubang yang terlihat di sejumlah titik.
Meski kerusakannya sudah berlangsung lama, tapi hingga kini masih dibiarkan dan belum ada upaya perbaikan dengan cepat dari dinas terkait.
Begitu banyak jalan-jalan di kota Banda Aceh mulai berlubang, katakan saja di sepanjang jalan T Nyak Arief, di Jalan T Panglima Nyak Makam kawasan Gampong Pineung, Jalan T Iskandar seputar Ulee Kareng, Lambhuk dan banyak lokasi jalan yang kini berlubang dan sangat mengganggu masyarakat sebagai pengguna jalan.
Demikian juga halnya sekitar Simpang BPKP, Jalan Prof Ali Hasjmy, dan sekitar Ulee Kareng, Jalan Kebun Raja hingga Simpang Lamgugop serta kawasan lainnnya.
Kondisi kerusakan jalan yang berlubang tersebut sering menyebabkan kemacetan panjang di beberapa kawasan, dan ketika musim hujan, air yang menggenangi jalan berlubang sering membahayakan keselamatan para pengendara akibat terperosok ke dalam lubang.
“Kenapa Pj Wali Kota tidak fokus terlebih dahulu menangani persoalan ini ketimbang mewacanakan mega proyek yang tidak begitu mendesak dibutuhkan masyarakat seperti fly over, karena tingkat kemacetan dan volume kenderaan di Banda Aceh bukan seperti di Jakarta tempat Pj Wali Kota sebelumnya, sehingga masih bisa dilakukan langkah-langkah ideal dan lebih masuk akal misalkan dengan penataan parkir di sepanjang badan jalan, perbaikan jalan berlubang, perluasan badan jalan, pengaturan rekayasa lalu lintas yang baik dan sebagainya.