Menurut ALAMP Aksi, jika wacana mega proyek itu dimulai perencanaannya tahun 2023 maka akan begitu banyak alokasi anggaran daerah yang tersedot untuk sebatas perencanaan, padahal untuk mega proyek tersebut belum diketahui benar atau tidaknya terwujud, atau mungkinkah akan terealisasi dengan kondisi fiskal daerah dan fiskal negara saat ini.
“Untuk itu, kami menilai jika memang Bakri Siddiq peduli dengan kondisi masyarakat, sadarlah segera. Bangun dari semua proyek halusinasi itu, bangkit dan bantu kebutuhan riil masyarakat saat ini dengan program kerakyatan yang dapat dilaksanakan dalam waktu singkat dan langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Jika tidak kami sarankan Bakri Siddiq untuk mundur saja, kembalilah ke Jakarta daripada terus melamun dan berhalusinasi dengan proyek besar nan menggiurkan sementara kondisi rakyat semakin memilukan dan kondisi ekonomi rakyat kian tertekan,” tegasnya.
Dia juga mengingatkan Pj Wali Kota untuk menghentikan pencitraan dan wacana halusinasi dan fokus memanfaatkan kesempatan yang diberikan Mendagri untuk menghadirkan program nyata bagi rakyat Banda Aceh.
Menurutnya, selain gunting pita dan buka acara serta pencitraan sambil masuk got, hampir tak ada program nyata yang ditunjukkan Bakri Siddiq selama 5 bulan memimpin Kota Banda Aceh.
“Sudah cukup semua itu, dengan waktu yang diberikan Mendagri itu, Pj Wali Kota harus segera melakukan kerja nyata menjawab berbagai persoalan masyarakat yang kini tengah berjuang bangkit secara ekonomi pasca pendemi dan sedang dihadapkan dengan tingkat inflasi kota Banda Aceh yang mencapai 5,22%.
Pj Walikota harus lebih fokus untuk hal bermanfaat seperti itu ketimbang mewacanakan hal yang tak mungkin dilaksanakan dengan masa jabatannya yang begitu singkat itu,” tutupnya. (IA)