Belum Ada Korban Melapor, 11 WNA China Buka Kantor Polisi Palsu di Cilandak Belum Jadi Tersangka
Infoaceh.net – 11 warga negara asing (WNA) asal China yang merupakan sindikat penipuan online internasional belum ditetapkan sebagai tersangka.11 orang tersebut sebelumnya ditangkap di sebuah rumah mewah di Jalan Pertanian Raya, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.
“Belum ditetapkan sebagai tersangka karena masih dalam tahap penyelidikan,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly, Senin (4/8/2025).
Nicolas menuturkan, 11 WNA China itu telah diserahkan ke Kantor Imigrasi Jakarta Selatan.
“Kami juga telah melakukan koordinasi dengan pihak Kedutaan Besar China dan Interpol,” tutur Kapolres.
Di sisi lain, ia menyebut pihaknya belum menemukan indikasi keterlibatan warga negara Indonesia (WNI) dalam kasus ini, termasuk dua asisten rumah tangga (ART) berinisial YS dan D yang bekerja di rumah tersebut.
“Selain itu belum ada korban dari WNI yang melapor ke pihak Polri atas tindakan penipuan online dari ke-11 WNA asal China tersebut,” ujar Nicolas.
11 WNA asal China itu diketahui sudah menempati rumah tersebut selama sekitar lima bulan sejak Maret 2025 lalu.
Para pelaku memasang peredam suara di sejumlah ruangan di lantai dua yang dijadikan sebagai tempat operasional melakukan penipuan online.
Selain itu, terdapat lima bilik yang terbuat dari triplek dan dilapis busa di lantai satu. Bilik itu digunakan saat para pelaku menelepon calon korbannya.
“Modus mereka di mana rumah ini dijadikan tempat markas mereka. Mereka membuat peredam suara di pintu, di jendela pun ada,” ungkap Kapolres.
Mereka mempekerjakan dua warga negara Indonesia (WNI) sebagai asisten rumah tangga (ART). Namun, kedua ART itu dilarang memasuki ruangan manapun selain dapur.
“Jadi pembantu rumah tangga cukup di bawah saja, di dapur saja, dan tidak boleh masuk ke dalam untuk melakukan atau melihat ataupun mendengar aktivitas mereka,” ujar Nicolas.
Ia mengatakan, para pelaku berpura-pura menjadi anggota polisi Distrik Wuhan ketika menipu calon korbannya.
Mereka mengenakan seragam kepolisian negara China dan membuat surat perintah penangkapan yang di dalamnya tertera foto korban.
“Jadi mereka mempraktikkan penipuan online atau online scam itu berlaku seolah-olah seperti seorang kepolisian RRT atau RRC itu,” kata Nicolas.
Di salah satu dinding ruangan di lantai dua, terdapat tulisan aksara China yang memiliki arti “Kepolisian Cabang Distrik Wucang Wuhan” dalam bahasa Indonesia.
“Setelah kami cek, arti daripada tulisan-tulisan berbahasa Mandarin itu adalah Kepolisian Cabang Wucang Wuhan Detasemen Investigasi Ekonomi,” ungkap Kapolres.