Rektor Unsyiah Prof Dr Ir Samsul Rizal M.Eng
Banda Aceh — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyalurkan bantuan reagen Polymerase Chain Reaction (PCR) pemeriksaan Coronavirus Desease-19 (Covid-19) untuk laboratorium penyakit infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).
Selain itu juga turut dibantu sejumlah kebutuhan bahan habis pakai lainnya yang totalnya senilai Rp 158 miliar.
Hal itu disampaikan Rektor Unsyiah Prof Dr Ir Samsul Rizal M.Eng dalam keterangannya, Minggu (9/8).
Bantuan hibah barang dari BNPB itu terdiri atas PCR sebanyak 5.000 test nilainya Rp 900 juta, RNA (Ribonucleic Acid)
sebanyak 6.000 test nilainya Rp 480 juta, VTM (penyimpan swab) untuk 5.000 tes nilainya Rp 200 juta
“Total bantuan hibah dari BNPB tersebut ssebanyak Rp 1.580.000.000,” ujar Prof Samsul.
Rektor Unsyiah menyebutkan, bantuan tersebut berawal dari surat yang ia kirimkan ke Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo di Jakarta pada 7 Agustus 2020.
Dalam surat bernomor B/3733/UN11/KP.11.00/2020 itu Rektor Unsyiah memohon bantuan reagan RT-PCR pemeriksaan Coronavirus Desease-19.
Dikirim tanggal 7 Agustus, esoknya langsung mendapat respon dan tanggapan menggembirakan dari Kepala BNPB yang saat ini menjabat Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pusat.
“Syukur kepada Allah atas respon cepat dari Letjen Doni Monardo, Kepala BNPB. Pada 8 Agustus kemarin paket bantuan yang diminta Unsyiah langsung dikirimkan, berupa bantuan logistik dan peralatan untuk Laboratorium Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unsyiah,” kata Samsul seraya menambahkan, dukungan ini dalam rangka mendukung penangangan Covid-19 di Aceh.
Menurut Samsul, bantuan BNPB itu diserahkan ke Unsyiah atas nama Kepala BNBP oleh Direktur Optimalisasi Jaringan Logistik dan Peralatan BNPB, Ibnu Asur.
Sedangkan penerimanya sebagai pihak kedua adalah Dekan Fakultas Kedokteran Unsyiah.
Dengan adanya bantuan dari BNPB tersebut, kata Samsul Rizal, maka Lab Penyakit Infeksi FK Unsyiah semakin terjamin lagi kontinuitasnya dalam melakukan pemeriksaan Covid-19 berbasis real time polymerase chain reaction (RT-PCR).
“Untuk tenaga ahli kita di Unsyiah lebih dari cukup untuk menangani tugas ini. Kalau di tingkat lokal kita mampu melakukan pemeriksaan swab dengan hasil akurat, ngapain harus kirim spesimen ke tempat yang lebih jauh,” kata Samsul.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih merekomendasikan PCR dalam menguji ada tidaknya virus Corona di dalam spesimen lendir tenggorokan maupun lendir hidung seorang terduga Covid-19. (IA)