BANDA ACEH – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat 365 kejadian bencana terjadi di Aceh sejak Januari hingga Juni 2021.
Dari bencana tersebut, korban 1 orang meninggal dunia, 4 orang luka-luka dan 22.339 KK/80.099 jiwa terdampak bencana. Jumlah pengungsi sebanyak 7.878 orang serta 2.022 rumah terdampak. Total perkiraan kerugian mencapai Rp 119 miliar.
Kepala Pelaksana BPBA Dr Ilyas, MP mengatakan intensitas kejadian bencana di tahun 2021 mengalami penurunan jumlah kejadian dari tahun sebelumnya.
“Pada periode yang sama (januari-juni) pada tahun 2020 jumlah kejadian bencana mencapai 505 kali kejadian sedangkan di tahun 2021 terjadi hanya 365 kali kejadian,” ungkap Ilyas yang akrab disapa Abi, Jum’at (2/7).
Abi juga menyebut kebakaran hutan dan lahan juga mengalami penurunan intensitas kejadian yang sebelumnya di tahun 2020 (periode yang sama) mencapai 179 kali kejadian, kini tahun 2021 hanya terjadi 66 kali kejadian.
“Kami terus berupaya agar BPBA bersama semua unsur pemerintahan dan masyarakat Aceh terus berupaya dalam peningkatan mitigasi bencana agar jumlah kejadian bencana dapat terus turun dari tahun ke tahun,” tambah Abi.
Dalam upaya pengurangan risiko bencana Abi juga berharap nantinya terwujudnya sebuah langkah pemberdayaan masyarakat yang akan berfokus pada kegiatan partisipatif dalam melakukan kajian, perencanaan, pengorganisasian, serta aksi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat/komunitas yang mampu mengelola lingkungan dan mengurangi risiko bencana serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Aceh nantinya.
Kebakaran pemukiman masih mendominasi rencana 2021 di Aceh yakni sebanyak 158 kali. Jumlah kejadiannya kerugian yang diakibatkan oleh bencana ini sebanyak Rp 56 miliar.
Kebakaran hutan dan lahan juga sering terjadi yakni sebanyak 66 kali. Lahan yang terbakar seluas 179 hektar.
Angin Puting Beliung terjadi sebanyak 47 kali merusak 112 rumah warga dengan total kerugian yang dialami sebanyak Rp 7 miliar.
Banjir terjadi 53 kali kejadian berdampak pada 1.284 rumah, 1 sekolah, 38 hektar sawah dan 4 tanggul rusak.
Banjir bandang terjadi 4 kali kejadian merendam 272 rumah dengan prakiraan kerugian Rp 2,6 miliar.
Banjir dan longsor terjadi 7 kali kejadian merendam 89 rumah dengan prakiraan kerugian mencapai Rp 13,2 Miliar.
Banjir ROB terjadi 2 kali kejadian merusak 29 rumah terjadi di kota Lhokseumawe dan di Aceh timur
Abrasi dari bulan Januari-Juni tercatat terjadi sebanyak 4 kali kejadian merusak 5 rumah dengan prakiraan kerugian Rp 1,2 miliar.
Pada 27 Juni lalu terjadi bencana kegagalan teknologi di desa Panton Rayeuk T dan Panton Rayeuk A, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur diduga keracunan gas berasal dari PT. Medco. Sebanyak 531 jiwa dari 112 kepala keluarga terdampak dan terpaksa mengungsi sementara di kantor camat Banda Alam.
Semua bencana juga berdampak pada 10 sarana pendidikan, 1 sarana kesehatan, 2 sarana pemerintahan, 7 sarana ibadah. Berdampak pula pada 109 ruko, 3 jembatan, 6 tanggul dan 209 meter badan jalan akibat banjir dan longsor. (IA)