Perusakan gedung-gedung instansi negara itu juga kata Prabowo bisa menjadi simbol untuk merusak kedaulatan negara.
Sehingga Prabowo Subianto meyakini bahwa kerusuhan yang disusupkan dalam unjuk rasa sepekan ini adalah memang sengaja direncanakan sekelompok orang.
“Ada sekelompok orang ini, yang kita lihat terencana ini datang ke suatu tempat bukan berasal dari situ mau membakar merusak dan menciptakan amarah rakyat,” tutur Prabowo.
Prabowo Subianto pun menduga bahwa kerusuhan itu diciptakan oleh para mafia yang merasa terganggu dengan agenda pemberantasan korupsi yang telah digencarkannya selama 10 bulan terakhir.
Kepala Negara pun bersumpah atas nama Tuhan tidak akan mundur dalam melawan para mafia tersebut.
Saat ini kata Prabowo, dirinya sudah mengerahkan seluruh kekuatan negara untuk membongkar dalang dari kerusuhan ini.
“Saya akan hadapi mafia-mafia yang sekuat apapun, Demi Allah saya tidak akan mundur setapak pun, saya yakin rakyat bersama saya,” jelasnya.
Diketahui selama sepekan ini Indonesia dilanda unjuk rasa serempak di berbagai daerah.
Unjuk rasa maraton yang berlangsung sejak Senin (25/8/2025) hingga Sabtu (30/8/2025) menjadi unjuk rasa terbesar di Indonesia setelah reformasi 1998.
Pasalnya unjuk rasa tersebut diikuti berbagai elemen masyarakat, bukan hanya mahasiswa namun juga siswa SMA, pengemudi ojek online (Ojol), hingga masyarakat dari berbagai kalangan.
Bukan hanya terfokus di Jakarta, unjuk rasa juga menyebar hingga ke berbagai wilayah Indonesia seperti Makassar, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, hingga Serang.
Unjuk rasa tersebut dipicu dari kemuakan masyarakat akan pengadaan tunjangan rumah untuk DPR RI senilai Rp50 juta perbulan.
Terlebih tunjangan ini ternyata sudah diberikan selama 10 bulan terakhir tanpa diketahui masyarakat.
Hal ini kemudian memicu gejolak masyarakat yang kesal dengan kinerja DPR RI yang minim mensejahterakan masyarakat namun hidup bergelimang harta.
Ditambah ketika dikritik, jawaban sejumlah anggota DPR RI seperti Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach cenderung reaksioner.