Infoaceh.net

Portal Berita dan Informasi Aceh

Cegah Konflik dengan Manusia, Perlu Ada Ruang Koridor Satwa di RTRW Aceh

Kasus interaksi negatif satwa dengan manusia terjadi akibat terputusnya koridor karena ada pengalihan fungsi lahan yang masif

BANDA ACEH — Sejak 2019-2023 total kejadian interaksi negatif satwa dengan manusia sebanyak 113 kali, 68 kali melibatkan harimau, 33 kali gajah, orang hutan 11 kali dan badak satu kali.

Kendati jumlah kejadian interaksi negatif atau konflik satwa dengan manusia jenis satwa harimau, tetapi gajah merupakan satwa yang paling tinggi mati, yaitu sebanyak 22 ekor, harimau hanya 11 ekor dan orang hutan satu ekor.

“Sebanyak 60 persen kejadian interaksi negatif satwa-manusia dekat dengan pemukiman warga dan ini memiliki kerentanan tingkat tinggi kalau tidak segera diatasi. Karena manusia dan satwa hidup dalam satu ekosistem, tidak bisa dipisahkan,” ujar Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh, Ahmad Shalihin.

Pernyataan itu disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) Pengintegrasian Koridor Satwa dalam Raqan RTRW Aceh yang diselenggarakan WALHI Aceh, Kamis (19/10/2023) di Banda Aceh.

FGD ini dihadiri lintas sektor, dari lembaga swadaya masyarakat, warga yang sering mengalami interaksi negatif dengan satwa-manusia, pihak pemerintah dan beberapa pemangku kepentingan lainnya.

Sedangkan sebagai pemantik diskusi diisi oleh Direktur WALHI Aceh Ahmad Shalihin, Dr Ir Irfan MSc (Akademisi/Tim Asistensi Komisi IV DPRA).

Dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh diwakili staf. Sedangkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh awalnya juga sudah diundang, tetapi tidak bersedia hadir.

Ahmad Shalihin menyampaikan untuk menjamin keberlangsungan hidup empat satwa kunci di Provinsi Aceh perlu perlindungan secara komprehensif dengan pengintegrasian koridor satwa dalam Rancangan Qanun Rencana Tata Ruang Wilayah (Raqan RTRW) Aceh.

Kasus interaksi negatif satwa dengan manusia terjadi akibat terputusnya koridor karena ada pengalihan fungsi lahan yang masif.

Menurut Direktur WALHI Aceh, dalam upaya meminimalisir terjadi interaksi negatif satwa dengan manusia, serta menjaga keberlangsungan hidup satwa liar, penting diatur pola ruangnya dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh.

Karena jalur migrasi satwa merupakan salah satu isu yang krusial dalam pembahasan Raqan tersebut.

Menurut Om Sol, sapaan akrab Direktur WALHI Aceh, hal tersebut diperparah dengan kondisi eksisting tentang interaksi negatif satwa dengan manusia yang meningkat setiap tahunnya.

Bahkan dampaknya bukan hanya sebatas pada persoalan kerugian material, akan tetapi kondisi tersebut sudah mengancam keselamatan manusia.

Untuk menyelesaikan interaksi negatif satwa-manusia yang terus meningkat, sebut Om Sol, penting diatur pola ruang agar tidak tumpang tindih antara ruang pergerakan satwa dengan areal budidaya.

Karena 70 persen lebih pergerakan satwa sekarang berada di luar kawasan lindung dan konservasi.

“Karena kebanyakan interaksi negatif satwa-manusia selama ini terjadi di Area Penggunaan Lain (APL), sehingga penting dalam RTRW Aceh memasukkan koridor di seluruh Aceh yang terintegrasi, sehingga jalur migrasi satwa tidak terputus saat ada pengalihan fungsi lahan,” tegasnya.

Sementara yang sudah terakomodir dalam pola ruang Raqan RTRW Aceh hanya 3 koridor, yaitu Pidie – Pidie Jaya, Bireuen – Aceh Tengah dan Bener Meriah yang disebut dengan koridor Peusangan dan Bener Meriah – Aceh Utara disebut Koridor Cot Girek.

Sedangkan ada 6 koridor lainnya belum terakomodir dalam RTRW Aceh sekarang, yaitu koridor Aceh Besar – Pidie, koridor Aceh Jaya, koridor Aceh Barat – Nagan Raya, koridor Nagan Raya – Aceh Barat Daya – Gayo Lues, koridor Aceh Selatan – Subulussalam dan koridor Aceh Timur – Aceh Tamiang – Gayo Lues.

Celakanya, kejadian interaksi negatif antara satwa-manusia sejak 2019-2023 yang banyak terjadi di Aceh Timur, sebanyak 23 kejadian dan Aceh Selatan 19 kejadian, namun hingga sekarang belum terakomodir dalam pola ruang Raqan RTRW Aceh.

“Hampir semua kabupaten itu terjadi interaksi negatif antara satwa-manusia, maka sangat mendesak koridor satwa masuk dalam RTRW untuk menyelamatkan satwa, terutama 4 satwa kunci,” tegasnya.

Menurut Om Sol, dengan dimasukkannya 9 koridor dalam pola ruang Raqan RTRW Aceh dapat memastikan konektivitas ekologis melalui koridor sebagai salah satu cara terpenting untuk memastikan spesies dapat berpindah antar kawasan dan mempertahankan kekuatan genetik.

Selain itu, sebut Om Sol, menjadikan koridor kehidupan liar sebagai peluang pengembangan komoditi berkesesuaian bernilai ekonomi, sebagai bentuk implementasi pemanfaatan bentang alam dengan prinsip berbagi ruang.

“Semua masukan dari FGD ini, nantinya kami akan siapkan satu dokumen dalam bentuk rekomendasi dan kami akan serahkan ke Komisi IV DPRA yang sedang membahas Raqan RTRW Aceh,” pungkasnya. (IA)

author avatar
Redaksi
Redaksi INFOACEH.net

Lainnya

Dai nasional yang dikenal “Ustaz Akhir Zaman”, Abuya KH Dr (HC) Zulkifli Muhammad Ali Lc MPd. (Foto: Ist)
Kepala BPKA Reza Saputra menerima kunjungan Dirlantas Polda Aceh, Kombes Pol Deden Supriyatna Imhar beserta jajaran di ruang kerjanya, Selasa (22/7). (Foto: Ist)
Penipuan mengatasnamakan istri Gubernur Aceh di sosial media Facebook dengan akun bernama Marlinaa Usman. (Foto: Ist)
Warga yang belanja pada Gerakan Pangan Murah (GPM) membawa pulang beras yang dibeli di halaman Kantor Camat Darul Imarah, Selasa (22/7). (Foto: Ist)
Sejumlah pohon besar dan ranting tua di Banda Aceh dilaporkan patah dan tumbang, menutup badan jalan, menghambat lalu lintas, serta membahayakan keselamatan pengguna jalan akibat angin kencang.
Wagub Aceh, Fadhlullah penandatanganan kerja sama antara Kemenristek Dikti dan pemerintah daerah di Kemenristek, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Juli 2025. (Foto: Humas BPPA)
Wali Kota Sabang Zulkifli H Adam saat bersama Direktur RSUD Sabang dr Cut Meutia Aisywani, SpA (kanan)
MTsN 1 Model Banda Aceh menyalurkan santunan kepada anak-anak yatim dalam kegiatan bertajuk "Lebaran Yatim", Senin (21/7). (Foto: Ist)
Dinas Sosial Banda Aceh menyerahkan bantuan masa panik untuk korban angin kencang pada dua gampong di Kota Banda Aceh. (Foto: Ist)
Keluarga besar Kejati Aceh, Selasa (22/7) menggelar syukuran sederhana dalam memperingati Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) ke-65 tahun 2025 di aula rapat lantai 2 Kejati setempat. (Foto: Ist)
Tiga Polwan terbaik Polda Aceh berhasil meraih juara II kategori Presisi Beregu Polwan Kapolri Cup 2025 yang digelar di Lapangan Tembak Presisi Hoegeng Iman Santoso, Mako Korbrimob Polri Kelapadua, Cimanggis, Depok.
Pangdam IM Mayjen TNI Niko Fahrizal memimpin apel gelar Batalyon Komposit Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Selasa (22/7). (Foto: Ist)
Wakil Rektor I USK Prof Dr Ir Marwan
DPD Partai Gerindra Aceh, Selasa (22/7), menerima kunjungan istimewa Pimpinan Perwakilan Parti Islam Se-Malaysia (PAS) Selangor beserta rombongan. (Foto: Infoaceh.net/Fauzan)
Wali Kota Sabang Zulkifli H Adam bertemu jajaran PWI Kota Sabang, Selasa, 22 Juli 2025 di ruang rapat lantai III Sekretariat Daerah Kota Sabang. (Foto: Ist)
645 peserta ikut ujian jalur mandiri penerimaan mahasiswa baru dengan Sistem Seleksi Eleketronik Tahun 2025 di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Selasa (22/7). (Foto: Ist)
Kepala Bidang Fasilitas Bea dan Cukai Kanwil DJBC Aceh, Leni Rahmasari bersama Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Humas, Muparrih saat berkunjung ke kantor redaksi media INFOACEH.NET di Jalan Prof Ali Hasjmy, Lamteh, Banda Aceh, Selasa (22/7). (Foto: Ist)
Fajri Bugak didampingi tim pemenangan, Suryadi, menyerahkan berkas pencalonan kepada ketua panitia pelaksana Konferensi VII PWI Bireuen tahun 2025, Akhyar Rizki, di kantor PWI setempat, Selasa sore (22/7).
MTsN 1 Banda Aceh meraih penghargaan Kinerja Sangat Baik dari Kementerian Keuangan RI, atas capaian nilai IKPA sebesar 99,35 Semester I tahun 2025.
Komisi IV DPRK Sabang mendesak Wali Kota Sabang segera melakukan perombakan total terhadap manajemen RSUD Sabang. (Foto: Ist)
Tutup
Enable Notifications OK No thanks