KUTACANE — Banjir bandang yang menerjang wilayah Kabupaten Aceh Tenggara menyebabkan ratusan rumah warga rusak parah, dua jembatan putus, serta merusak sejumlah fasilitas publik lainnya.
Banjir juga menyebabkan dua warga meninggal dunia yakni Samine (55) dan Siah Indah (15) yang merupakan Ibu dan anak
Kecamatan Darul Hasanah, Aceh Tenggara, merupakan daerah terparah diterjang banjir bandang yang terjadi sejak Selasa malam (1/11). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan 189 rumah rusak.
Kepala BPBD Aceh Tenggara, Nazmi Desky menjelaskan detail kerusakan rumah adalah 47 rusak berat, 3 rusak sedang, dan 139 rusak ringan. “Akibat intensitas hujan tinggi mengakibatkan banjir bandang di Kecamatan Darul Hasanah,” ujarnya, Rabu (2/10) malam.
Rumah rusak itu tersebar di lima desa yakni Desa Rambung Teldak, Rambung Jaya, Seri Muda, Lawe Pinis, dan Makmur Jaya. BPBD telah mengevakuasi warga dan membuka dapur umum di lokasi.
Dua orang meninggal dunia, ibu dan anak terseret banjir bandang di Desa Rambung Jaya, pada Selasa malam pukul 22.00 WIB. Jenazah Samine (55) dan Indah (15) ditemukan Rabu pagi. Keduanya terseret banjir bandang sejauh 500 meter.
Pencarian jenazah dilakukan tim gabungan SAR, BPBD, dan masyarakat.
Korban sedang di rumah berada dekat bantaran sungai saat banjir bandang terjadi. Ayah dan seorang anak selamat karena duluan lari keluar rumah.
“Ibu dan anaknya yang paling kecil meninggal dunia,” tuturnya.
Sebelum dilanda banjir bandang, banjir luapan melanda tujuh kecamatan di Aceh Tenggara sejak Ahad lalu. Antara lain Babussalam, Lawe Alas, Babul Rahmah, Darul Hasanah, Bambel, Lawe Sigala-gala, dan Ketambe. Banjir merendam rumah penduduk, pasar, hingga sekolah.
Dampak kejadian sejumlah desa kini berlumpur dipenuhi batang kayu yang terbawa banjir. Juga abrasi sungai yang merobohkan pagar Puskesmas Uning Sigugur, oprit Jembatan Natam Jebol di Kecamatan Darul Hasanah, tanggul Sungai Lawe Kinga Desa Kuning rusak
Ruas jalan Desa Salim Pipit – Ndauh Nitenggo terancam erosi, 2 rumah warga terancam ambruk (sebagian rumah telah dibongkar pemilik rumah), lahan pertanian dan perkebunan masyarakat rusak.