Aceh Besar, Infoaceh.net —
Kabar duka menyelimuti civitas akademika Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) USK, Dr Drs Syamsulrizal MKes meninggal dunia pada Sabtu dini hari, 25 Oktober 2025, sekitar pukul 02.20 WIB di kediamannya di Lamteungoh, Kecamatan Ingin Jaya, Lambaro, Aceh Besar.
Kabar kepergian almarhum disampaikan oleh sejumlah dosen dan kolega dekat melalui pesan duka yang beredar di berbagai grup akademik dan media sosial.
“Innalillahi wainna ilaihi raji’un. Telah berpulang ke rahmatullah ayahanda kita, guru kita bersama, Bapak Dr. Syamsulrizal, M.Kes, pada pukul 2.20 pagi dini hari di Lamteungoh (Lambaro) Aceh Besar. Semoga Allah mengampuni segala khilaf dan dosa almarhum, serta menempatkannya di surga tertinggi,” tulis salah satu kolega almarhum.
Almarhum dikenal luas sebagai sosok akademisi dan birokrat yang berdedikasi tinggi.
Selain menjabat sebagai Dekan FKIP USK, beliau juga pernah mengemban amanah sebagai Wakil Bupati Aceh Besar periode 2012–2017 berpasangan dengan Bupati Mukhlis Basyah saat itu.
Yang membuat kepergiannya terasa semakin mengejutkan, almarhum baru saja mendaftarkan diri sebagai bakal calon Rektor Universitas Syiah Kuala periode 2026–2031, pada Senin (20/10/2025) lalu.
Dalam pernyataan pendaftarannya yang sempat diberitakan media, Syamsulrizal menyebut keputusannya maju sebagai calon rektor lahir dari “panggilan nurani” untuk memperbaiki tata kelola dan menata ulang arah pembangunan universitas.
“Nurani saya terpanggil untuk membenahi USK. Di FKIP, hampir semua program studi sudah terakreditasi UNGGUL—sebanyak 15 prodi. Itu bentuk upaya kami memberi yang terbaik bagi universitas,” ujarnya kala itu.
Ia menekankan bahwa perubahan besar hanya bisa dilakukan dari pucuk kepemimpinan universitas.
“Kalau memperbaiki dari fakultas tentu ada batasnya. Karena itu, saya ingin memperbaiki dari puncak agar kebijakan strategis dan program berdampak bisa segera dijalankan,” katanya.
Dalam visi yang ia sampaikan, almarhum berkomitmen pada tiga fokus utama: pembenahan tata kelola internal kampus, peningkatan sarana prasarana, dan penguatan sumber pendapatan universitas demi kesejahteraan sivitas akademika.
“Visi saya tidak muluk-muluk. Membawa USK ke level dunia itu cita-cita semua orang. Tapi kalau internal masih kupak-luyak, untuk apa sibuk mengejar internasional?” ungkapnya tegas dalam wawancara terakhirnya.
Kehilangan Dr. Syamsulrizal meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Universitas Syiah Kuala dan masyarakat Aceh Besar. Banyak pihak menilai, almarhum merupakan figur akademisi yang visioner, rendah hati, dan sangat dekat dengan mahasiswa maupun kolega.



