BANDA ACEH — Demo mahasiswa UIN Ar-Raniry menolak kenaikan harga BBM yang terjadi di depan Gedung DPRA, Rabu (7/9) berakhir ricuh sehingga aparat keamanan melepaskan tembakan gas air mata.
Efek tersebut juga turut dirasakan oleh para pasien di rumah singgah BFLF Pusat yang saat ini beralamat tepat di seberang kantor DPRA.
Mahasiswa terdampak serangan gas air mata terlihat lari kocar-kacir menyelamatkan diri ke rumah singgah BFLF dari tajamnya sengatan gas air mata.
Hal ini dibenarkan oleh Sekretaris BFLF Pusat Muhammad Shobari. Ia yang saat itu ikut terkena gas air, mata mengarahkan mahasiswa untuk menggunakan air sebagai pertolongan pertama.
“Mahasiswa memasuki rumah singgah BFLF yang kini beralamat di depan DPRA, sebab efek dari kericuhan tersebut aparat keamanan melepaskan tembakan gas air mata sehingga membuat mata perih,” ucapnya.
Ia mengatakan, tidak hanya mahasiswa, efek asap tersebut juga dirasakan oleh pasien dan pendamping rumah singgah BFLF.
Dikatakan Shobari, aksi yang dilakukan oleh mahasiswa tentu mengganggu kenyamanan pasien.
“Namun kita juga melihat bagaimana mahasiswa memperjuangkan hak kemanusiaan, atas kenaikan harga BBM,” terangnya.
Is berharap ke depan mahasiswa tersebut bisa kembali lagi ke rumah singgah BFLF dengan tujuan lain yakni ikut berperan dalam membahagiakan dan memuliakan pasien kurang mampu yang sedang berjuang sembuh dari penyakit tumor, kanker, lupus, hemofilia hingga penyakit tidak menular lainnya.
“Semoga ke depan mahasiswa tersebut dapat kembali ke rumah singgah dengan aksi kemanusiaan, memuliakan serta membahagiakan masyarakat kurang mampu yang menderita sakit di seluruh Aceh yang tinggal di rumah singgah BFLF Pusat,” ucapnya. (IA)