“Selama beberapa jam pertama, semuanya berjalan sesuai rencana, hingga beberapa kekuatan eksternal dan kader partai Politik bergabung dalam protes dan menghasut angkatan bersenjata serta melempari batu,” ujar Baniya kepada Al Jazeera.
Ia mengatakan ketika beberapa pengunjuk rasa mulai memanjat tembok kompleks parlemen, pasukan keamanan melepaskan tembakan dengan peluru karet, kemudian peluru tajam.
“Apa pun yang terjadi, pemerintah seharusnya tidak menggunakan peluru. Mereka membunuh anak muda,” kata Baniya, berjanji untuk melanjutkan protes mereka.
“Kami sekarang memiliki lebih banyak kewajiban untuk memenuhi harapan teman-teman kami yang dibunuh oleh negara,” kata Baniya.
“Kami harus menggulingkan pemerintah ini, kami menuntut pengunduran diri massal, dan kami ingin mereka lengser. Ini negara kami.”
Kerusuhan ini merupakan yang terburuk dalam beberapa dekade di negara miskin di Himalaya yang terjepit di antara India dan Tiongkok ini, dan telah berjuang melawan ketidakstabilan politik dan ketidakpastian ekonomi sejak protes yang menyebabkan penghapusan monarki pada tahun 2008.
Para pengunjuk rasa membakar ban di beberapa ruas jalan, melempari petugas polisi dengan batu dan mengejar mereka melalui jalan-jalan sempit. Sementara itu, beberapa orang menyaksikan dan merekam video bentrokan tersebut melalui ponsel mereka, sementara asap hitam tebal membubung tinggi.
Ratusan orang dari beberapa kota di dekat perbatasan India-Nepal mulai berbaris menuju Kathmandu untuk mendukung para pengunjuk rasa, ujar salah seorang pengunjuk rasa melalui telepon.
“Kami masih berdiri di sini untuk masa depan kami … kami ingin negara ini bebas korupsi sehingga semua orang dapat dengan mudah mengakses pendidikan, rumah sakit, [fasilitas] medis … dan untuk masa depan yang cerah,” ujar pengunjuk rasa Robin Sreshtha.
Kedatangan pesawat dari sisi selatan di bandara Kathmandu, gerbang internasional utama Nepal, ditutup karena jarak pandang yang buruk akibat asap dari kebakaran yang dilakukan oleh pengunjuk rasa di area sekitar, kata pejabat otoritas penerbangan Gyanendra Bhul.