MaTA juga mempertanyakan, keberangkatan saudari Yunita Arafah (Istri Gubernur Nova), apakah terdaftar secara administrasi negara saudari tersebut.
Kalau tidak terdaftar maka penggunaan uang Aceh ilegal, karena selama ini rakyat Aceh hanya mengetahui istri gubernur adalah saudari Dr Ir Dyah Erti Idawati MT.
“Jadi penting juga ada kepastian soal tersebut sehingga tiap uang Aceh digunakan dapat di pertangungjawabkan secara terukur. Ini waktunya kita tidak lagi “memaklumkan” yang tidak patut atau kebijakan yang tidak populer agar uang Aceh tidak lagi dijadikan sebagai ladang para pecundang,” tegas Alfian.
Seharusnya, tambah Alfian, Gubernur Aceh maupun Pimpinan DPRA memiliki jiwa satria untuk menghentikan dagelan seperti ini karena publik (rakyat Aceh) tidak percaya sama sekali apa yang mareka tengah rencanakan saat ini.
“Membatalkan perjalanan ke luar negeri tersebut dan uangnya dapat dialihkan untuk pembangunan rakyat miskin, itu lebih hebat dari pada berfoya-foya di tengah rakyat menerima kegagalan untuk keluar dari kemiskinan yang telah Anda janjikan.”
MaTA percaya kalaupun mareka memaksa berangkat, maka di Amerika ada orang-orang hebat yang tentu mengawasi di sana, termasuk jika terjadi manipulasi perjalanan nantinya. (IA)