Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menggelar reuni kelima tahun, Senin, 18 Agustus 2025 di Jogjakarta.
Reuni yang sekaligus memperingati proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tersebut dihadiri Deklarator KAMI Din Syamsuddin, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan KH Rochmat Wahab.
Dalam sambutannya deklarator KAMI Jend Purn TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan ada banyak tanda-tanda kurang baik yang mengarah ke Presiden Prabowo Subianto.
Gatot mencium gelagat kuat ada pihak-pihak tertentu ingin menjatuhkan Presiden Prabowo Subianto.
“Tanda-tandanya mudah dibaca, terjadi sejak tiga bulan Prabowo menjabat sebagai Presiden,” kata Gatot.
Pertama dimulai bulan Januari 2025 yang menaikkan PPn 12 persen, kasus pagar laut, kasus tabung gas 3 kg, bensin oplosan, penundaan pengangkatan CPNS, pemblokiran rekening bank oleh PPATK, hingga kasus PBB di Pati.
Semua kasus itu lanjut Gatot, bisa diatasi oleh Presiden Prabowo dengan baik.
Menurut Gatot, rentetan peristiwa tersebut merupakan bom waktu yang didesain yang sangat cerdas untuk menjatuhkan pemerintah Prabowo.
Gatot heran dana transfer dari pusat ke daerah selama 10 tahun, baru kali ini lebih kecil. Kira kira dipotong 20-25 persen.
Maka daerah kesulitan keuangan untuk menggaji pegawai akhirnya pajak dinaikkan.
“Terjadilah kasus Pati dan diharapkan terjadi di daerah lain yang endingnya ke Jakarta. Pati ini sebagai latihan. Ini sangat berbahaya,” papar Gatot.
“Saya menduga ini sabotase struktural yang dilakukan oleh internal pemerintah sendiri,” paparnya.
Apakah, tanya Gatot kita akan ikut bagian dari sabotase struktural untuk menjatuhkan Prabowo?
Gatot mengajak masyarakat Indonesia untuk waspada dan memberi masukan untuk pemerintah. Yang sudah baik kita dukung yang belum baik kita perbaiki.
Hadir pula anggota DPD La Nyalla Mattalitti, Rocky Gerung, Said Didu, Syahganda Nainggolan, Ahmad Yani, Rizal Fadillah, Roy Suryo, Rismon Sianipar, Tifauzzia Tyassuma, Edy Mulyadi, Neno Warisman, Dian Islamiati, MS Kaban, Ubedilah Badrun, Anton Permana, Hersubeno Arief, Anthony B Budiawan, Adhie Massardi, dan pengurus KAMI di daerah dari seluruh Indonesia.