“Mengingat even pacuan kuda ini memiliki atensi dan partisiasi yang besar dari segenap komponen masyarakat, maka kami perlu mengingatkan kepada petugas keamanan, baik dari unsur Polri, TNI dan Satpol PP, agar dapat mengantisipasi sedini mungkin segala bentuk kekacauan yang bisa saja terjadi, demikain juga, kepada segenap masyarakat yang hadir menyaksikan dan memeriahkan pacuan kuda ini, untuk senantiasa menjaga ketertiban dan kedamaian, dan hindari hal-hal yang dapat merugikan orang lain dan diri kita sendiri.
Kita juga memaklumi bersama, bahwa daerah kita ini juga berlaku syariat Islam, maka perlu kami tegaskan kepada saudara-saudara sekalian, untuk tetap menjunjung tinggi aturan-aturan yang berlaku, khususnya aturan yang ada dalam syariat Islam, untuk itu saya berpesan kepada panitia dan para petugas keamanan yang bekerja, untuk menjaga area pacuan kuda ini agar bersih dari segala bentuk perjudian apapun, juga tidak ada yang menjual dan menkonsumsi khamar, jika hal ini ditemukan, agar segera diambil tindakan yang tegas.
Kita tidak boleh kompromi dengan hal-hal yang melanggar budaya Gayo Lues yang bersendikan syariat islam, kita harus menjunjung tinggi adat dan budaya kita. Mari kita tunjukkan pacuan kuda ini sebagai even olahraga tradisional yang sarat makna tradisi budaya Gayo Lues yang luhur di bawah naungan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin,” tegas Wabup.
Ia juga mengharapkan seluruh peserta terutama pada para joki, untuk senantiasa mejunjung sportivitas.
“Mari tunjukkan kita adalah masyarakat yang berbudaya. Menang itu tujuan, tapi bukanlah tujuan utama karena tujuan utama kita menjalin tali silaturahmi.
Dan secara khusus kami sampaikan juga harapan dan pesan kepada panitia dan para pemilik kuda, agar memperhatikan keamanan dan keselamatan para joki-joki kuda yang umumnya masih berusia belia, jangan sampai timbul korban jiwa akibat kelalaian kita,” ujar Said Sani.
Kadis Pariwisata Irsan Firdaus dalam laporannya menyampaikan even ini dilaksanakan sejak Senin, 12 September sampai Ahad, 18 September 2022.