Banda Aceh, Infoaceh.net — Universitas Syiah Kuala (USK) melalui Departemen Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik menggelar International Conference on Sustainable and Harmonious Architecture, Planning & Environment (I-SHAPE) 2025 di Aula Landmark BSI Aceh, Selasa, 28 Oktober 2025.
Konferensi internasional yang mengangkat tema “Bringing Local Wisdom, Technology, and Sustainability in Architecture and Urban–Regional Planning for Resilient Environments” ini menjadi wadah pertukaran gagasan global tentang arsitektur, teknologi, dan pembangunan berkelanjutan.
Rektor USK Prof Dr Marwan dalam sambutannya menegaskan konferensi ini mencerminkan komitmen USK dalam mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis ilmu pengetahuan dan kearifan lokal.
Menurutnya, perubahan iklim, urbanisasi cepat, dan ketimpangan sosial menuntut solusi yang tidak hanya mengandalkan teknologi semata.
“Melalui forum ini, kita ingin memadukan inovasi dengan nilai-nilai budaya dan partisipasi masyarakat agar pembangunan kota tetap manusiawi dan berkelanjutan,” ujarnya.
Prof Marwan juga menyoroti nilai-nilai resiliensi masyarakat Aceh pascatsunami 2004 yang menurutnya menjadi modal penting dalam membangun lingkungan yang tangguh dan harmonis.
Ia menambahkan, hasil dari konferensi ini akan diterbitkan dalam prosiding serta jurnal nasional dan internasional terindeks Scopus sebagai kontribusi nyata USK bagi pengembangan ilmu pengetahuan global.
Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Kota Banda Aceh, Said Fauzan, yang hadir mewakili Pemerintah Kota Banda Aceh, mengapresiasi pelaksanaan I-SHAPE 2025.
Ia menyebut kegiatan tersebut sejalan dengan upaya pemerintah kota dalam mendorong pembangunan ramah lingkungan dan penggunaan energi terbarukan.
“Kegiatan ini menjadi langkah kolektif untuk membangun lingkungan yang adaptif terhadap perubahan iklim. Kami berharap hasil konferensi ini tidak hanya berhenti sebagai diskusi akademik, tapi juga melahirkan rekomendasi konkret untuk pembangunan kota yang lebih berkelanjutan dan layak huni,” kata Fauzan.
Ketua Panitia Pelaksana, Dr Evalina Z ST MURP PhD menyampaikan konferensi tahun ini diikuti sekitar 121 peserta yang mengirimkan abstrak, dengan 90 peserta melakukan presentasi — 40 persen secara luring dan 60 persen daring.
Peserta berasal dari berbagai negara, antara lain Malaysia, Inggris, Kanada, Australia, Jerman dan Oman.
Menurut Dr Evalina, penyelenggaraan I-SHAPE 2025 menjadi ajang diseminasi hasil riset dan kolaborasi lintas negara di bidang arsitektur, perencanaan kota, serta lingkungan.
“Kami ingin melihat sejauh mana perkembangan ilmu di bidang arsitektur dan perencanaan dalam merespons isu global seperti perubahan iklim dan kebencanaan — hal yang juga sangat relevan dengan kondisi Banda Aceh,” ungkapnya.
Dengan semangat kolaborasi internasional dan inovasi berkelanjutan, USK bertekad memperkuat perannya sebagai center of excellence di bidang arsitektur, perencanaan, dan studi lingkungan di kawasan Asia Tenggara.



