Penyelidikan resmi atas bentrokan ini juga telah dilancarkan.
Polisi mulai mengumpulkan keterangan dari para korban, saksi, warga setempat, panitia acara, dan anggota ormas yang terlibat, guna mengurai siapa yang membawa senjata tajam dan memicu tindakan kekerasan.
Fokusnya kini tidak hanya soal siapa memulai kontak fisik, tetapi juga bagaimana senjata tajam bisa dibawa ke lokasi keagamaan, dan bagaimana pertanggungjawaban hukum dijalankan terhadap pelaku.
Insiden ini menggarisbawahi peningkatan intensitas kekerasan ormas dalam agenda keagamaan yang seharusnya menjadi ruang damai dan spiritual.
Lebih dari itu, krisis ini menuntut aparat tidak hanya hadir sebagai penengah dan pengaman, tetapi juga sebagai penegak hukum yang objektif dan tegas, memastikan tidak ada pihak yang kebal hukum.
Permintaan Habib Rizieq agar kasus ini diusut tuntas bisa menjadi momentum bagi otoritas untuk menunjukkan komitmen pada supremasi hukum dan keadilan, sekaligus menegaskan bahwa kegiatan keagamaan bukan tempat untuk melancarkan kekerasan atau intimidasi setiap pihak.
Rekaman video dan kesaksian warga yang tersebar di media sosial memperjelas urgensi tindakan.
Kini publik menanti hasil penyidikan, termasuk apakah akan ada tersangka dari pihak yang membawa senjata serta bagaimana aparat merespons secara proporsional terhadap permintaan resmi dari tokoh agama terkemuka tersebut