Hasil Autopsi Arya Daru: Diplomat Muda Kemenlu Tewas karena Mati Lemas, Ada Luka Kekerasan
Infoaceh.net – Hasil autopsi terhadap jenazah diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan, akhirnya diumumkan secara resmi pada Selasa (29/7/2025). Dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Dokter Spesialis Forensik dan Medikolegal dr G. Yoga Tohjiwa, SpFM, mengungkapkan temuan lengkap dari hasil pemeriksaan tim forensik RSCM.
Menurut dr Yoga, jenazah Arya pertama kali tiba di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada 8 Juni 2025 pukul 13.00 WIB, berdasarkan surat permintaan visum dari Polsek Metro Menteng. Selang kurang dari satu jam, dilakukan pemeriksaan luar jenazah. Autopsi menyeluruh baru dilakukan pada pukul 17.30 WIB setelah koordinasi dengan keluarga korban.
Temuan Luka dan Pemeriksaan Forensik
Dari hasil pemeriksaan luar dan autopsi, tim menemukan sejumlah luka kekerasan:
-
Luka terbuka dangkal dengan tepi tidak rata pada bibir bawah bagian dalam.
-
Lecet pada pipi kanan dan lima luka lecet di bagian leher.
-
Memar pada kelopak mata kiri, bibir bagian dalam, lengan atas kanan (dua memar), dan lengan bawah kanan (dua memar).
Karena terdapat luka mencurigakan di leher, tim melakukan autopsi dengan teknik khusus. Hasilnya, tidak ditemukan resapan darah pada otot leher. Namun, ditemukan lendir dan busa putih kemerahan pada batang tenggorok, serta paru-paru yang mengalami pembengkakan dan perbendungan.
“Seluruh organ dalam menunjukkan pelebaran pembuluh darah dan bintik-bintik perdarahan,” jelas dr Yoga.
Tidak Ditemukan Zat Beracun
Hasil awal pemeriksaan toksikologi menunjukkan tidak adanya zat napza atau alkohol dalam tubuh Arya Daru. Dari uji histopatologi, luka pada bibir bagian dalam terbukti terjadi saat korban masih hidup (intravital).
Temuan lain mengungkap adanya tanda kekurangan oksigen akut, baik pada jaringan jantung, paru-paru, maupun organ-organ lain.
Kesimpulan Sebab Kematian
“Dari pemeriksaan mayat laki-laki usia 39 tahun, ditemukan luka akibat kekerasan tumpul serta tanda-tanda mati lemas,” tegas dr Yoga.
Pemeriksaan toksikologi dan histopatologi memastikan bahwa tidak ada zat kimia atau penyakit yang menyebabkan gangguan pertukaran oksigen dalam tubuh Arya. Karena itu, penyebab kematian disimpulkan akibat gangguan pertukaran oksigen di saluran napas atas yang menyebabkan mati lemas.
Pihak kepolisian belum mengumumkan apakah kematian Arya Daru mengarah pada pembunuhan, atau ada unsur lain yang sedang diselidiki lebih lanjut. Namun hasil autopsi ini menjadi temuan penting dalam penanganan kasus yang menyita perhatian publik dan kalangan diplomatik ini.