“Sungai itu membelah pengunungan Toros, lalu melewati Suriah di kota Jarablus, melewati Irak di kota al-Bukmal, dan bertemu Sungai Tigris di Al-Qurnah yang bermuara di Teluk Arab,” ujar Dr Syauqi.
Panjang sungai itu mencapai 2.375 kilometer. Dua anak sungainya, yakni Al-Balikh dan Al-Khabur diketahui sudah mengering. Pada saat Nabi Muhammad SAW menubuatkan masa depan Sungai Eufrat, wilayah subur di Mesopotamia itu masih diperebutkan oleh dua negeri adidaya: Persia dan Bizantium. Bahkan, Sungai Eufrat adalah batas alami yang memisahkan dua kerajaan tersebut.
Pada waktu wafatnya Rasul SAW, Persia berhasil menguasai sekujur Mesopotamia, termasuk kawasan daerah aliran Sungai Eufrat. Namun, ini tak selamanya.
Pada masa Khulafaur Rasyidin, pada 642 M Perang Nahavand terjadi. Ini memperhadapkan antara pasukan Persia dan Muslimin. Akhirnya, kemenangan berhasil direbut umat Islam. Tepat pada era khalifah Umar bin Khattab, seluruh Persia dapat ditaklukkan daulah Islam. Runtuhlah riwayat imperium yang sudah berusia ratusan tahun itu.