Lain lagi dengan pengalaman Prof Maimun Syukri yang meminta supaya sayurnya jangan pedas. Tetapi yang diberikan justru sayur pedas. Rupanya makna “jangan” sama dengan sayur. Jadi jangan pedas artinya sayur pedas. Kesan yang disampaikan itu disambut gelak tawa para hadirin, karena hampir semua mahasiswa asal Aceh mengalami hal seperti itu.
Sementara Assoc Prof Dr TM Jamil menyampaikan uraian pentingnya para alumni memperkuat tali silaturahmi dan komunikasi untuk membangun Aceh.
“Karena Aceh masih tertinggal di bidang kesehatan dan pendidikan, serta tingginya angka kemiskinan maka ini adalah tanggungjawab kita untuk ikut menanggulanginya. Apalagi mungkin sekitar 70% Alumni UA adalah lulusan Fakultas Kedokteran yang berkiprah di seluruh Aceh, maka persoalan kesehatan Aceh seperti masih tingginya angka stunting anak harus menjadi perhatian kita untuk mengeliminasinya,” ujar Ketua Prodi S3 Ilmu Sosial di USK.
Mengakhiri acara Halal Bilhalah ini, Ketua IKA UA Aceh menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kerja keras panitia dr Alfian SpAn dan kawan-kawan yang melengkapi acara ini dengan makanan khas Jawa Timuran.
“Mari kita bercengkrama sambal bernostalgia menyantap makanan khas Jawa Timur, yaitu Nasi Rawon, Pecal Madiun, dan Kerupuk Asmara,” ajak Dr Taqwaddin, yang juga Hakim Tinggi Ad Hoc Tipikor di Pengadilan Tinggi Banda Aceh. (IA)