BANDA ACEH — Putra Aceh, Letkol Laut (E) Irfan Suri adalah salah satu personel kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang di perairan Bali.
Setelah nyaris empat hari dinyatakan kehilangan kontak, atau sejak Rabu (21/4) sekitar pukul 03.00 WITA, Kapal Selam KRI Nanggala 402 akhirnya dinyatakan tenggelam Sabtu (24/4).
Nama Letkol Laut (E) Irfan Suri masuk dalam daftar manifest penumpang yang beredar dan berada di nomor urut ke-51 dengan status Non ABK. Irfan Suri merupakan alumni SMA Negeri Modal Bangsa Aceh dan juga adik dari Kasrem 011/LW Letkol M Ridha.
Mereka berdua adalah putra dari M Hasan Yakob, mantan Guru Bahasa Inggris SMA Blangpidie, mantan Kepala SMAN 1 dan SMAN 3 Banda Aceh di era 80-an serta terakhir menjadi Kepala SMAN Modal Bangsa, Aceh Besar.
Saat sekolah di SMA Modal Bangsa Aceh yang berasrama pada tahun 1996, Irfan Suri satu kamar dengan tiga temannya yaitu Murnanda Utama, Hafid serta Kausar Amnar.
Berikut pandangan dan kesaksian teman-teman Irfan Suri saat di SMA Modal yang disampaikan oleh Murnanda Utama, Minggu (25/4):
Pertemuan kami berawal dari tes masuk sekolah unggul Aceh, SMA Modal Bangsa di tahun 1996, satu-satunya sekolah unggulan dengan siswa berprestasi perwakilan setiap kabupaten/kota dari seluruh Aceh, diinisiasi langsung oleh Gubernur Aceh kala itu, Syamsuddin Mahmud.
Modal Bangsa sekolah berasrama. Saat masuk asrama, kami sekamar berempat bersama Irfan, Hafid serta Kausar Amnar.
“Tempat tidur kami bertingkat, saya kebagian berdua dengan Irfan suri, ia di tingkat atas, saya di bawah. Dari kelas 1 hingga kelas 3 tetap urutannya seperti itu. Irfan maunya ranjang atas, agar sepreinya tetap rapi dan bersih, tanpa diganggu teman-teman lain yang sering main ke kamar dan numpang sekedar rebahan,” ungkap Murnanda Utama.
Keseharian Irfan dalam menempuh pendidikan berasrama di kala itu patut diacungkan jempol, menjadi teladan bagi teman-teman lainnya.
Walaupun orang tuanya kepala sekolah SMA Modal Bangsa kala itu, tapi ia tetap tidak pernah menampakkan ia anak kepala sekolah.
“Sifat bersahaja, silaturahmi dan kebersamaan sejak 22 tahun lalu kami menamatkan pendidikan di SMA modal bangsa, tetap ia jaga hingga akhir hayatnya,” sebut Murnanda.
Walau pun itu hanya sekedar guyonan di tengah-tengah kesibukannya sebagai perwira menengah TNI AL lewat group WhatsApp angkatan 3 SMA Modal Bangsa.
Semoga pengabdian dan dedikasi yang disumbangkan kepada Nusa dan Bangsa oleh “sang Letkol” akan menjadi catatan sejarah perjalanan hidup bagi anak-anaknya dan generasi muda Aceh mendatang.
“Do’a kami, agar Allah ta’ala mengampuni segala dosa dan menerima seluruh amalannya. Amiin,” kata Murnanda Utama. (hasrul)