Apalagi salah seorang seniornya di sekolah itu juga menempuh pendidikan di Akabri. Si senior, seusai pendidikan, bercerita kepada anak-anak di sekolah itu tentang pengalamannya masuk ke Akabri tanpa membayar serupiah pun. “Yang penting cerdas, pintar dan sehat,” kata Agung mengenang cerita si senior.
Setelah menyelesaikan ujian, Agung langsung mendaftar ke akademi itu berbekal sebuah surat keterangan telah mengikuti ujian akhir dari kepala sekolah. Dia berangkat ke Bandung, Ibu Kota Jawa Barat.
Karena tidak memiliki kerabat di Bandung, Agung menumpang di rumah kerabat seorang teman yang juga berniat masuk ke Akabri.
Namun karena rumah itu tidak ada ruangan lain, Agung tinggal di gudang beras milik keluarga itu. Kerja keras Agung terbayarkan. Dia dinyatakan lulus Akabri meski tidak bisa memilih matra yang diinginkannya: Angkatan Udara. Agung ditunjuk untuk masuk ke kepolisian.
Abah tidak hidup untuk menyaksikan anak bungsunya masuk ke kawah candradimuka itu. Sebelum Agung lulus, pada Januari 1983, Abah meninggal dunia. Kepergian Abah menguatkan pilihan Agung hingga akhirnya dia lulus dari pendidikan kepolisian.
Persentuhan Agung dan Aceh dimulai setelah lulus dari Akabri Kepolisian. Agung ditugaskan sebagai Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kebayakan Kota, di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah. Saat itu, Aceh terbagi menjadi tujuh kabupaten.
Di Aceh pula Agung menemukan belahan jiwanya: Narminda, dara kelahiran Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Bak pepatah asam di gunung garam di laut, Agung yang bertugas di Dataran Tinggi Gayo, membawa delegasi Aceh Tengah pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA), dan Narminda yang membawa kontingen Aceh Barat, bertemu di Kota Banda Aceh.
Keduanya saling jatuh cinta. Agung meminta ibu dan abangnya datang ke Aceh untuk melamar Narminda. Mereka menikah di Meulaboh dan pasangan ini dikaruniai dua anak. Tidak lama kemudian, Agung pindah tugas ke Pidie sebagai Kasat Lantas sebelum dipindahkan ke Banda Aceh sebagai Kasat Sabhara.
Setelah menjalani pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), dan meraih gelar doktorandus, Agung ditugaskan di Sumatera Selatan. Beberapa tahun kemudian, Agung dipercayakan sebagai Kapolres Timika.