Itu Jadi Misteri bagi Kami
Roy Suryo merupakan terlapor kasus dugaan pencemaran nama baik atas tudingan ijazah palsu Jokowi.
Roy Suryo mengomentari terkait pemeriksaan Jokowi dalam deklarasi bertemakan ‘Tolak Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis, Lawan Kezaliman Rezim Jokowi’ di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.
“Ada yang penting hari ini, hari ini disadari atau tidak, ini adalah Hari Anak Nasional, 23 Juli. Kepada ibu-ibu yang telah membesarkan kita dari kecil,” ungkap Roy Suryo, dikutip dari YouTube Kompas TV.
“Tapi hari ini ironisnya ada seorang laki-laki, ada seorang bapak, yang lebih cinta anaknya daripada kepada negara Indonesia, siapa itu?” tanya Roy Suryo.
“Jokowi!” jawab para audiens yang hadir di sana.
Roy Suryo lantas menyindir Jokowi bisa hadir ke Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada 19 Juli, namun mangkir dari panggilan Polda Metro Jaya.
“Sekali lagi, dia mangkir di Polda Metro Jaya,” ujarnya.
“Lebih ironisnya lagi, justru Polda Metro Jaya yang datang sowan hari ini. Kita berdiri di sini, ini tepat pada saat Polda Metro Jaya sowan kepada dia,” sambung mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) 2013-2014 itu.
Sowan adalah istilah dalam bahasa Jawa yang berarti berkunjung atau datang menghadap seseorang yang dihormati.
Seperti orang tua, guru, kiai, tokoh adat, atau pemimpin, sebagai bentuk penghormatan.
Roy Suryo mempertanyakan Jokowi yang tidak membawa ijazah aslinya ke Polda Metro Jaya.
“Tidak mungkin dia akan bawa ijazah aslinya ke Polda Metro Jaya, mana ijazah aslinya? Tidak pernah ada, ijazah aslinya hanya ditunjukkan saja.”
“Dan kita harus teriak, hal yang sangat irrasional, tidak masuk nurul atau tidak masuk akal, 12 orang ini dinaikkan statusnya dengan fotokopi ijazah, sekali lagi hanya fotokopi,” ungkapnya,
Roy Suryo mengatakan, Indonesia belum menerapkan equality before the law, atau kesetaraan di hadapan hukum.
“Di tempat bersejarah ini, saya ingin teriakkan semangat harus berani, harus jujur, ada orang yang tidak jujur, ngakunya sakit, tapi masih bisa teriak-teriak di kongres partai, partai yang gambarnya gajah.”