Pidie Jaya, Infoaceh.net – Langkah Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Pidie Jaya yang mendorong pembangunan Jalan Meureudu–Geumpang sebagai salah satu proyek prioritas tahun 2026, mendapat dukungan.
Pemerhati kebijakan publik Aceh, Drs M Isa Alima, memberikan apresiasi dan dukungan penuh, gagasan tersebut bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi merupakan upaya strategis untuk memperkuat konektivitas antarwilayah dan membangkitkan ekonomi masyarakat di kawasan tengah Aceh.
“Jalan Meureudu–Geumpang bukan hanya jalur penghubung antardaerah, tetapi simbol keterbukaan dan kemajuan. Ini langkah berani dan visioner dari DPRK Pidie Jaya yang memahami denyut kebutuhan masyarakat akar rumput,” ujar Isa Alima, Rabu (15/10/2025).
Ia menjelaskan, jalan yang menghubungkan Meureudu (Pidie Jaya) di pesisir utara dengan Geumpang (Pidie) di wilayah pegunungan tengah Aceh ini sudah lama menjadi harapan masyarakat.
Jalur ini bahkan dikenal sebagai “jalan legenda” karena wacananya telah bergulir selama puluhan tahun, namun belum pernah benar-benar terealisasi.
Dengan ditetapkannya proyek ini sebagai prioritas pembangunan tahun 2026, Isa menilai, Aceh sedang mengambil langkah penting untuk membuka isolasi wilayah dan memperluas konektivitas ekonomi lintas kabupaten.
“Jika jalan ini terealisasi, maka dua kawasan penting Aceh akan tersambung. Distribusi hasil pertanian, perkebunan, dan potensi wisata akan semakin cepat. Ini akses emas bagi ekonomi rakyat,” jelasnya.
Sebagai mantan Ketua Komisi C DPRK Pidie yang membidangi infrastruktur, Isa menegaskan pembangunan jalan tersebut akan membawa dampak signifikan bagi efisiensi logistik dan mobilitas masyarakat di wilayah tengah Aceh.
“Geumpang dan sekitarnya menyimpan kekayaan alam luar biasa. Dengan terbukanya jalan ini, masyarakat dapat menjual hasil bumi lebih mudah tanpa harus melalui jalur panjang dan mahal,” katanya.
Isa menilai langkah DPRK Pidie Jaya ini mencerminkan politik yang berpihak kepada rakyat.
Menurutnya, kebijakan pembangunan yang fokus pada kebutuhan dasar seperti transportasi, air bersih, dan pelayanan publik merupakan ciri pemerintahan daerah yang berpikiran maju.
“Saya apresiasi DPRK Pidie Jaya yang mampu berpikir jauh ke depan. Ini bukan proyek seremonial, tapi proyek strategis yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat harus memberi dukungan penuh,” tegasnya.
Ia juga berharap Pemerintah Aceh memasukkan proyek ini ke dalam rencana prioritas pembangunan provinsi serta memperjuangkan dukungan dana melalui APBA dan APBN.
Menurut Isa, manfaat proyek ini akan dirasakan luas, bukan hanya bagi Pidie Jaya, tapi juga bagi seluruh wilayah tengah Aceh.
Ketua DPD Patriot Bela Nusantara (PBN) Aceh itu menambahkan, pembangunan jalan Meureudu–Geumpang juga memiliki nilai sosial dan budaya yang tinggi karena menghubungkan dua karakter masyarakat: pesisir dan pegunungan.
“Jalan ini bukan hanya menghubungkan ekonomi, tetapi juga memperkuat silaturahmi sosial dan budaya antarwilayah. Pembangunan seperti ini sejatinya adalah proyek peradaban, bukan sekadar aspal dan beton,” terangnya.
Menutup pernyataannya, Isa mengajak seluruh pihak — termasuk akademisi, tokoh muda, dan lembaga masyarakat sipil — untuk ikut mengawal agar proyek ini benar-benar terwujud.
“Kita tidak boleh menunggu perubahan dari luar. Aceh harus tumbuh dari dalam dirinya sendiri. Jalan Meureudu–Geumpang adalah simbol kebangkitan dari bawah, dari rakyat untuk rakyat,” pungkasnya.