BANDA ACEH – Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ruas Sigli – Banda Aceh (Sibanceh) akan dilengkapi dengan terowongan perlintasan satwa liar untuk mengakomodir habitat satwa liar sekitar, setelah sebelumnya Hutama Karya juga membangun terowongan perlintasan gajah di Tol Pekanbaru – Dumai.
Perlintasan satwa liar di Tol Sibanceh tepatnya di Seksi 1 (Padang Tiji – Seulimuem), rencananya akan terbagi menjadi tiga bagian yakni perlintasan dengan struktur konstruksi jembatan untuk gajah di Km 13+755 hingga 13+871, perlintasan dengan menggunakan produk beton tulang pracetak berbentuk segi empat untuk reptil di KM 10+000 hingga 15+100, dan perlintasan dengan konstruksi jembatan kanopi jaring kabel untuk primata di Km 11+000 hingga Km 13+0000.
Saat ini progress pekerjaan untuk jembatan gajah sudah mencapai 66%, 5 dari 10 box beton untuk perlintasan reptil, dan untuk perlintasan primata masih dalam proses observasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2023.
“Kami berharap perlintasan satwa liar ini dapat mempertahankan ekosistem satwa sekitar dan menciptakan infrastruktur yang ramah lingkungan serta mengantisipasi risiko satwa liar yang masuk ke main road jalan tol,” ujar Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro, dalam keterangannya, Kamis (13/10).
Dijelaskannya, dioperasikannya Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Sigli – Banda Aceh Seksi 2 (Seulimuem – Jantho) sepanjang 6,35 Km pada April 2022, menambah panjang ruas tol Sibanceh yang telah beroperasi hingga saat ini dengan total 30 Km. Adapun untuk ruas-ruas sisanya saat ini masih dalam proses konstruksi.
PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) selaku pengembang dan pengelola JTTS berkomitmen untuk mempercepat penyelesaian pembangunan agar dapat tersambung seutuhnya yang nantinya akan terbentang sepanjang 74,2 km.
Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengatakan untuk saat ini progress konstruksi di Ruas Tol Sigli – Banda Aceh Seksi 1 (Padang Tiji – Seulimuem) telah mencapai 82,35%, Seksi 5 (Blang Bintang – Kutabaro) telah mencapai 91,40%, dan Seksi 6 (Kutabaro – Simpang Baitussalam) mencapai 82,39% per September 2022.