JMSI Aceh Beri Klarifikasi, Bantah Ada Intimidasi Jurnalis Oleh Pengawal Firli Bahuri
Jika ingin wawancara, Firli Bahuri meminta waktu selesai dirinya ngopi dan makan durian.
“Selanjutnya, Raja Umar menunggu hingga Firli Bahuri selesai ngopi dan makan durian bersama kami. Lantas setelah itu, sejumlah wartawan termasuk Umar melakukan wawancara doorstop Firli Bahuri.
Saya sendiri memberikan keterangan pers kepada Saudara Umar terkait dengan agenda ngopi dan makan durian bersama Firli Bahuri di Warkop Sekber tersebut,” ungkap Hendro.
Bahwa kemudian muncul pemberitaan tentang intimidasi, menurut Hendro bahwa hal tersebut tidak benar dan itu di luar konteks JMSI Aceh sebagai panitia silaturahmi dengan Firli.
“Dapat kami jelaskan bahwa pertemuan silaturahmi dan ngopi serta makan durian bersama Firli Bahuri kami lakukan di ruang terbuka, dan semua orang yang hadir pada saat itu yang merupakan wartawan dan anggota JMSI Aceh tidak mengalami persoalan saat mengambil gambar dan bahkan video-video.
Pertemuan yang dilangsungkan di ruang terbuka dan di Wakop Sekber Jurnalis, menunjukkan bahwa Firli Bahuri sama sekali tidak menghindari wartawan, justru Firli mendatangi tempat yang selama ini merupakan lokasi mangkalnya wartawan di Banda Aceh,” sebut Hendro.
Bahwa kemudian ada kesalahpahaman di lapangan terkait dengan pihak pengawalan Firli Bahuri, Hendro mengklaim itu bukan sama sekali kehendak atau perintah dari Firli Bahuri, melainkan hanya dinamika dan teknis wartawan dalam meliput pemberitaan, bukan sesuatu hal yang disengaja.
Hendro Saky menyesalkan adanya framing negatif terkait dengan pemberitaan ngopi JMSI Aceh dan Ketua KPK RI Firli Bahuri. Apalagi yang hadir dan ngopi bersama Firli juga merupakan wartawan anggota JMSI Aceh.
“Demikianlah pernyataan ini kami sampaikan, semoga hal ini dapat membuat situasi menjadi terang benderang,” pungkas Hendro Saky, Ketua JMSI Aceh. (IA)