“Semoga pemerintah kabupaten/kota dan PDAM dapat mendorong agar kegiatan tersebut dapat direncanakan kembali mengingat masyarakat sudah kesulitan hampir setiap tahun apalagi pada saat kemarau berkepanjangan seperti sekarang ini,” sebutnya.
Pandangan yang sama disampaikan Mochamad Anwar Bakti, General Manager PT SBA.
“Dari Studi Hidrologi dan Hidrogeologi yang kami lakukan bersama Tim Universitas Gajah Mada (UGM) menyimpulkan bahwa adanya perbedaan sistem aliran air bawah tanah dari Daerah Tangkapan Air (DTA) Tambang SBA dengan DTA Lembah Luntho serta Gua Uleu yang terbukti terkoneksi dengan Sungai Bawah Tanah Pucok Krueng dan diyakini merupakan sumber mata air bagi masyarakat di sekitar kawasan Lhoknga,” katanya.
Anwar Bakti menambahkan, saat ini sumber air baku untuk pabrik semen PT SBA hanya menggunakan air limpasan hujan yang tertampung pada kolam settling pond di area quarry batugamping, namun kondisinya saat ini telah surut drastis dan hampir kering karena dampak kemarau berkepanjangan.
“Kami terus melakukan berbagai inisiatif dalam upaya efisiensi penggunaan air di Pabrik SBA, salah satunya adalah dengan membuat Waste Water Treatment Plant (WWTP) agar air sisa proses pendinginan tidak terbuang ke badan air, namun dapat digunakan kembali (closed loop circuit),” terangnya.
Ia mengucapkan terima kasih atas penguatan penjelasan serta bimbingan dari Ir Mahdinur, Kepala Dinas ESDM Aceh kepada PT SBA, semoga hal ini dapat memberikan informasi valid kepada masyarakat atas penyebab kekeringan yang terjadi di wilayah Kecamatan Lhoknga selama ini.
“Kami akan terus berkomitmen senantiasa hadir dan berkontribusi bagi masyarakat yang terdampak bencana kekeringan ini bersama dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar serta seluruh stakeholder terkait,” tutup Anwar. (MUS)