Aceh Utara, Infoaceh.net – Sebuah peristiwa kecil namun sarat makna terjadi di sela kunjungan kerja Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Marlina Usman atau akrab disapa Kak Na, ke Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, Selasa (14/10/2025).
Dalam perjalanan pulang dari pedalaman, kendaraan yang ditumpangi Kak Na tiba-tiba berhenti. Ia meminta sopir menepi setelah melihat dua bocah perempuan mendorong kereta sorong berisi dua galon besar di pinggir jalan berbatu.
Pemandangan itu menggerakkan naluri keibuan Kak Na.
“Dari mana ambil airnya, Nak?” tanya Kak Na lembut sambil menghampiri mereka.
“Dari sungai, Bu. Ini mau dibawa ke rumah buat masak,” jawab Cut Shofi, bocah berseragam sekolah yang tubuhnya tampak mungil namun kuat.
Tanpa ragu, Kak Na ikut membantu mendorong kereta sorong itu menuju rumah Shofi.
Di halaman rumah, terlihat beberapa wadah penampungan air berjejer rapi — menjadi saksi betapa air bersih masih menjadi barang berharga bagi warga di wilayah pedalaman itu.
Shofi adalah siswi kelas 1 SMP yang tinggal bersama kakak, adik, dan kakeknya yang sudah tua serta sakit-sakitan. Kedua orangtuanya telah berpisah, membuat ketiga anak itu harus belajar mandiri sejak dini.
Setiap kali air di rumah habis, Shofi harus menempuh perjalanan cukup jauh ke sungai untuk mengambil air. Sepulang sekolah, ia juga membantu mengurus rumah dan menjaga kakeknya.
Melihat perjuangan itu, Kak Na tak kuasa menahan haru. Ia memeluk Shofi dan menatapnya penuh kasih.
“Shofi anak hebat, terus belajar yang rajin ya, Nak. Kalau butuh sesuatu untuk sekolah, sampaikan ke keluarga yang punya akun TikTok, nanti hubungi bunda di sana, Insya Allah bunda balas,” pesan Kak Na.
Usai momen mengharukan itu, Kak Na melanjutkan kunjungannya ke Gampong Pante Bahagia. Di sana, ia mendengarkan keluhan warga soal kegiatan Posyandu yang jarang dilakukan.
“Katanya di sini Posyandu kadang tiga hingga lima bulan baru sekali. Ini tentu tidak baik untuk pemantauan kesehatan anak dan pencegahan stunting,” ujar Kak Na di hadapan warga dan para kader PKK.
Ia menegaskan pentingnya peran tenaga kesehatan dan kader Posyandu dalam mendeteksi dini masalah gizi anak.
“Stunting harus dicegah sejak dini, di seribu hari pertama kehidupan. Kita harus pastikan anak-anak kita tumbuh sehat, cerdas, dan kuat,” tegasnya.
Kak Na juga mengingatkan seluruh kepala daerah di Aceh agar memantau langsung aktivitas Puskesmas dan Posyandu di wilayahnya.
“Anak-anak seperti Shofi harus kita perhatikan. Mereka masa depan Aceh,” tutupnya.