Banda Aceh — Keluarga korban gempa bumi dan Tsunami Aceh menggelar acara doa bersama untuk syuhada Tsunami Aceh di lapangan Tugu Gampong Kopelma Darussalam, Sabtu (25/12).
Kegiatan tersebut dalam rangka mengenang 17 tahun musibah gempa bumi dan Tsunami Aceh.
Acara yang diinisiasi oleh keluarga korban Tsunami ini dihadiri oleh warga Gampong kopelma Darussalam dan sekitarnya.
Acara berlangsung khidmat diawali pembacaan surat yasin dipimpin oleh inisiator kegiatan, Tgk Baharuddin AR. Kemudian dilanjutkan dengan samadiyah. Ditutup dengan tausiah dan doa yang disampaikan oleh pendakwah kondang Aceh, Ustadz Dr Tgk H Mizaj Iskandar Usman Lc LLM.
Acara doa bersama dengan tema “Desember Berduka “ini juga ikut mendoakan korban banjir Malaysia, Gunung Semeru di Lumajang.
Seperti diketahui bersama, tugu Darussalam adalah saksi bisu musibah gempa dan tsunami Aceh pada 26 Desember 2004. Ribuan pengungsi bersama ratusan mayat bermalam di sekitar tugu dan Masjid Kopelma Darussalam.
Air bah tsunami berhenti persis di lapangan tugu Darussalam. Meski demikian, setiap malam para pengungsi tidak dapat tidur nyenyak karena gempa susulan dan isu tsunami naik lagi sering disebarkan.
Terlebih bau menyengat mayat korban tsunami yang hanya berjarak 100 meter membuat pengungsi sulit tidur.
“Setiap masalah dan musibah telah ditentukan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karenanya, kita diwajibkan memiliki iman kepada qadha dan qadar. Kecewa, sedih sesaat boleh tapi jangan berlarut-larut. Kecewa berlebihan dapat merusak iman dan akidah seorang muslim.
Apapun ketetapan Allah Subhana Wa Ta’ala boleh jadi tidak ideal menurut kita tapi itu sudah ditakdirkan oleh Allah. Maka, digambarkan dalam Al Qur’an, wali-wali Allah atau orang yang dekat dengan Allah adalah orang yang tidak ada kekhawatiran (takut akan masa depan) dan bersedih hati (akan masa lalu) atas ketetapan-Nya” ungkap Ustadz Mizaj yang juga Wakil Dekan Fakultas Saintek UIN Ar-Raniry.
Tgk Baharuddin AR selaku inisiator acara mengharapkan semoga acara ini dapat ditradisikan setiap tahunnya karena tragedi gempa-tsunami ini adalah tragedi bersejarah dan terjadi ditempat bersejarah.
Tugu Darussalam yang diresmikan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno pada 2 September 1959. (IA)