Empat ahli waris WR Soepratman yang menandatangani penyerahan hak cipta tersebut antara lain:
– Ny. Roekijem Soepratijah
– Ny. Roekinah Soepratirah
– Ny. Ngadini Soepratini
– Ny. Gijem Soepratinah
Dalam keputusan tahun 1960 itu, pemerintah juga memberikan hadiah berupa uang Rp250.000 kepada ahli waris sebagai bentuk penghargaan.
Jika dikonversi ke nilai emas saat ini, jumlah tersebut diperkirakan setara dengan Rp6,4 miliar.
Endang menambahkan, seluruh karya ciptaan WR Soepratman telah masuk ke domain publik sejak 2009, kecuali dua lagu yakni “Indonesia Tjantik” (1924) dan “Indonesia Hai Iboekoe” (1928).
Dua lagu tersebut kemudian diberi sentuhan baru oleh cicit buyut Ngadini, Antea Putri Turk, yang menciptakan melodi baru pada 2023 dengan tetap mempertahankan lirik asli.
Lagu tersebut menjadi bagian dari Album Perdana 12 Lagu WR Soepratman.
“Untuk karya baru tersebut, Antea berhak atas hak cipta dan royalti,” ujar Endang.
Pada 10 November 2023, Antea bersama ayahnya, dr. Dario Turk, Sp.OG, menerima penghargaan MURI atas pembuatan dan peluncuran album perdana tersebut.
Selain “Indonesia Raya”, beberapa karya WR Soepratman yang masih sering dinyanyikan hingga kini di antaranya:
– Ibu Kita Kartini
– Dari Barat Sampai ke Timur atau lebih dikenal sebagai Dari Sabang Sampai Merauke
– Pahlawan Merdeka
– Di Timur Matahari
Meski lagu-lagu tersebut mewarnai perjalanan sejarah Indonesia, Endang menyebut bahwa keluarga besar ahli waris tidak pernah memperoleh bentuk apresiasi langsung dari negara.
“Namun, keluarga ahli waris tidak pernah memperoleh bentuk apresiasi apa pun,” ucap Endang.
Menurut Endang, pihak keluarga melalui Yayasan Wage Rudolf Soepratman Meester Cornelis Jatinegara tidak pernah menuntut royalti ataupun hak ekonomi atas lagu ciptaan WR Soepratman.
Yang diharapkan adalah pengakuan atas hak moral serta penghormatan terhadap karya besar WR Soepratman.
“Yang kami harapkan adalah pengakuan atas hak moral, berupa apresiasi kepada yayasan kami serta kepada Antea Putri Turk selaku Duta Yayasan agar ia dapat terus mengembangkan dan melestarikan karya buyutnya,” kata Endang.