BANDA ACEH– Dinas Peternakan (Disnak) Aceh akan segera menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Songkhla Thailand Selatan untuk pengembangan Teknologi Insemination dan Incubator Station.
Kepala Dinas Peternakan Aceh Zalsufran ST MSi mengatakan program tersebut akan dilaksanakan pada Februari 2023 nanti dengan segala persiapan yang ada.
Zalsufran menjelaskan program kerja sama ini bertujuan untuk pengembangan Sapi Aceh yang secara teknis sesuai dengan tingkat konsumtif masyarakat di Aceh.
“Seperti kita tahu kondisi pengembangbiakan Sapi Aceh sekarang itu sudah terjadi Inbreeding atau kawin sedarah yang membuat fisik Sapi Aceh mengecil, maka karena itu kita akan mengadopsi cara Thailand untuk meningkatkan kualitas genetik agar menunjang populasi Sapi Aceh,” kata Zalsufran dalam keterangan tertulis, Senin (16/1/2023).
Dilanjutkannya, di sisi lain program ini berdampak baik dan cukup bermanfaat bagi peternak di Aceh karena program ini juga bertujuan untuk membesarkan fisik Sapi Aceh yang membuat produksi daging Sapi Aceh menjadi lebih banyak.
“Ditambah lagi nilai jual dan ekonomis dan harga pokok produksi jadi meningkat dengan sendirinya itu akan jadi pengaruh baik bagi peternak di Aceh, dan tujuan akhirnya kami pemerintah dapat memberikan kesahjetaraan yang lebih baik bagi peternak khususnya dan juga untuk pemenuhan daging sapi di Serambi Mekkah ini,’’ ungkapnya.
Selain itu, kata Zalsufran, program kerja sama dengan Thailand ini bermaksud untuk branding Sapi Aceh ke mancanegara.
“Aceh juga punya salah satu sapi unggulan, saya yakin jika program ini sukses besar kita masyarakat Aceh dapat ekspor Sapi Aceh ke negara yang membutukan, seperti ke Arab Saudi yang setiap tahunnya membutuhkan sapi untuk qurban. Sapi Aceh juga punya ketahanan cukup baik di iklim tropis dan sub tropis sehingga membuat sapi ini mudah di ekspor,” katanya.
Kepala UPTD Balai Inseminasi Buatan dan Inkubator Dr Hendra Saputra SPt MM menyampaikan, saat ini Dinas Peternakan Aceh sedang melakukan pendaftaran hak kekayaan intelektual atau hak paten yang dikhususkan untuk program visualisasi Inseminasi Buatan (IB) untuk meningkatkan persentase keberhasilan program kerja sama tersebut lebih tinggi.